Nusantaratv.com-Jelang Lebaran 2024 terjadi kenaikan inflasi pada Maret 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,52 persen. Namun secara tahunan pada periode tersebut terjadi inflasi sebesar 3,05 persen dan secara tahun kalender atau year to date terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam jumlah besar yang terjadi secara terus menerus dalam periode tertentu.
"Tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (1/4/2024).
Amalia memaparkan inflasi bulanan pada Maret 2023 terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,58 pada Februari 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.
Sementara inflasi secara tahunan pada Maret 2023 terjadi peningkatan IHK dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.
Penyumbang utama inflasi Maret 2024 secara bulanan, kata Amalia, adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,41 persen. Adapun komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yakni telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah.
Lalu penyumbang utama inflasi Maret 2024 secara tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 2,09 persen.
"Komoditas openyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, daging ayam ras, cabai merah, sigaret kretek mesin (SKM), dan telur ayam ras," bebernya.
Amalia mengatakan inflasi bulanan terjadi di 34 dari 38 provinsi di Indonesia. Sedangkan empat provinsi lainnya mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen di Provinsi Sulawesi Utara. Deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,46 persen," ucap Amalia, mengutip republikacoid.
Berdasarkan catatan BPS, komponen harga diatur pemerintah juga mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan andil inflasi yang hanya 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen harga diatur pemerintah adalah sigaret kretek mesin.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,16 persen. Komponen tersebut memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,36 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah," tutur Amalia.