Nusantaratv.com - Tak hanya perusahaan di dalam negeri yang merasakan dampak kebijakan larangan ekspor CPO yang diberlakukan Presiden Joko Widodo. Para importir India juga mengalaminya.
Namun demikian, kelompok perusahaan sawit asal India, Adani Wilmar, memprediksi Pemerintahan Presiden Jokowi tidak akan lama memberlakukan larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng.
Direktur Pelaksana Adani Wilmar Angshu Mallick mengungkapkan prediksi tersebut didasari karena kapasitas produksi sawit Indonesia sedang melimpah. Sementara, Indonesia tidak memiliki ruang penyimpanan yang cukup baik.
Karena itu ia menduga pada 10 Mei nanti seharusnya larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng yang diberlakukan Jokowi sejak Kamis (28/4/2022) itu dihentikan. Atau risikonya, sawit Indonesia akan rusak.
"Indonesia bisa menunggu 7-10 atau 15 hari, tetapi mereka harus mengekspor karena mereka tidak memiliki cukup penyimpanan untuk menyimpan minyak. Saya rasa pada 10 Mei seharusnya sudah mulai ekspor," kata Angshu Mallick, Rabu (4/5/2022).
Baca juga: Kapal Tertahan di Pelabuhan Kumai-Kalteng, Importir India Protes Larangan Ekspor CPO Jokowi
Selain itu, sambung Angshu, larangan ekspor perlu dicabut karena kenaikan harga CPO sudah mencapai puncaknya. Dalam beberapa bulan ke depan, harga CPO diperkirakan turun.
"Pada akhir Juni, kita akan melihat koreksi harga minyak nabati. Harga pasti turun 10 persen-15 persen. Kami telah melihat puncaknya, dan pada Juni, kami melihat pasar akan terkoreksi, karena sudah tidak ada kabar buruk yang mendorong kenaikan harga minyak sawit," katanya, mengutip CNNIndonesiacom.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi melarang ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng. Langkah itu dilakukan demi mengatasi lonjakan harga dan kelangkaan minyak goreng di dalam negeri yang dalam waktu lebih dari setengah tahun belakangan ini tak kunjung teratasi.
Jokowi menyatakan larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng akan dicabut jika kebutuhan dalam negeri sudah cukup.