Nusantaratv.com - Rupiah kembali terkoreksi dan berada di posisi Rp14.359 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (6/4/2022).
Mata uang RI ini anjlok 11 poin atau 0,08 persen dari Rp14.348 per dolar AS pada Selasa (5/4/2022).
Hal yang sama terjadi pada kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.364 per dolar AS.
Angka tersebut melemah dari Rp14.348 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Menurut Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi penguatan dolar AS terhadap pelbagai mata uang internasional disebabkan oleh ekspektasi pengetatan kebijakan moneter yang agresif oleh The Fed guna menjinakkan inflasi.
Risalah pertemuan bank sentral AS bulan lalu akan dirilis pada malam ini dan para pedagang berhati-hati dengan apa yang akan dilakukan pembuat kebijakan selanjutnya.
Ibrahim menyebut ketegangan pasar bisa dilihat dari imbal hasil (yield) obligasi AS yang naik.
"Imbal hasil 2 tahun AS berada pada level tertinggi sejak Januari 2019. Imbal hasil 5 tahun berada pada level tertinggi sejak Desember 2018 dan imbal hasil 10-tahun patokan naik menjadi 2,6120 persen, tertinggi sejak April 2019," papar Ibrahim Assuaibi, Rabu (6/4/2022), mengutip CNNIndonesiacom.
Sam halnya dengan rupiah, mayoritas mata uang lain di Asia juga melemah. Yen Jepang anjlok 0,28 persen, dolar Hong Kong melemah 0,04 persen, won Korea Selatan merosot 0,46 persen, peso Filipina turun 0,44 persen, ringgit Malaysia melemah 0,13 persen, dan bath Thailand anjlok 0,12 persen.
Dolar Singapura menjadi satu-satunya mata uang di Asia yang menguat 0,01 persen dan sedangkan yuan China stagnan.