Nusantaratv.com - Lonjakan kasus covid-19 di China yang berujung dengan penguncian wilayah atau lockdown berdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah. Hari ini, Rabu (27/4/2022) nilai tukar rupiah berada di level Rp14.413 per dolar AS di perdagangan pasar spot.
Mata uang RI ini melemah 2 poin atau 0,02 persen dari Rp14.411 per dolar AS pada Selasa (26/4/2022).
Hal yang sama terjadi pada kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.418 per dolar AS.
Angka tersebut melemah dari Rp14.412 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Menurut Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melemahnya rupiah pada sore ini karena sentimen kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve. Selain itu pasar juga khawatir dengan kebijakan lockdown di China yang kemudian menguatkan dolar AS.
"Dolar AS berdiri di level tertinggi sejak awal pandemi," ujar Ibrahim, mengutip CNNIndonesiacom.
Di sisi lain, pasar juga khawatir dengan kelanjutan perang Rusia-Ukraina. Apalagi Rusia telah menghentikan pasokan gas ke Polandia.
Namun Ibrahim melihat pelemahan rupiah tidak terlalu tinggi karena ada sentimen positif dari dalam negeri, yaitu realisasi investasi nasional mencapai Rp282,4 triliun atau tumbuh 28,5 persen secara tahunan pada kuartal I 2022.
Selain rupiah, beberapa mata uang lain di Asia juga mengalami pelemahan pada sore hari ini. Won Korea Selatan anjlok 1,21 persen, yen Jepang turun 0,53 persen, baht Thailand melemah 0,23 persen, ringgit Malaysia merosot 0,1 persen, dolar Hong Kong anjlok 0,02 persen, dan rupee India turun 0,01 persen.
Sebaliknya, yuan China justru menguat 0,02 persen, dolar Singapura naik 0,05 persen, dan peso Filipina menguat 0,28 persen.