Jakarta, Nusantaratv.com-Rupiah masih belum bisa keluar dari dominasi dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.391 per dolar AS pada Kamis (6/1/2022). Mata uang RI ini kembali melemah 20 poin atau 0,14 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.371 per dolar AS.
Sebaliknya, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.396 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.365 per dolar AS.
Menurut Analis Pasar Uang Ariston Tjendra tekanan yang dialami rupiah akibat pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang dirilis dini hari.
"Antisipasi pasar terhadap kebijakan pengetatan The Fed tahun ini terlihat dari kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Yield tenor 10 tahun sudah tembus ke 1,73 persen, level tertinggi sejak Mei 2021," kata Ariston.
Baca juga: Gara-gara Sentimen Negatif Larangan Ekspor Batubara, Rupiah Loyo jadi Rp14.313 per dolar AS
Selain itu, kebijakan ekspor batu bara sepanjang Januari 2022 juga menambah sentimen negatif untuk rupiah. Pasalnya, kebijakan itu berpotensi mengganggu neraca perdagangan Indonesia yang masih bergantung dengan pertambangan.
Sehingga potensi surplus neraca dagang Indonesia bisa-bisa menurun dari sebelumnya.
Sementara itu, sebagian besar mata uang lain di Asia juga melemah. Baht Thailand minus 0,81 persen, ringgit Malaysia 0,43 persen, won Korea Selatan 0,34 persen, yuan China 0,15 persen, peso Filipina 0,43 persen, dolar Singapura 0,19 persen, dan dolar Hong Kong 0,05 persen. Sementara, yen Jepang berhasil menguat sebesar 0,25 persen.
Pelemahan juga dialami mayoritas mata uang di negara maju. Dolar Kanada melemah 0,31 persen, franc Swiss anjlo 0,26 persen, dolar Australia merosot 0,84 persen, poundsterling Inggris minus 0,37 persen, dan euro Eropa minus 0,17 persen.