Nusantaratv.com - Invasi Rusia ke Ukraina masih jadi tekanan tersendiri bagi rupiah. Hari ini, Kamis (24/3/2022) rupiah berada di level Rp14.351 per dolar AS di perdagangan pasar spot.
Nilai tukar rupiah melemah 5 poin atau minus 0,03 persen dari sebelumnya, Rabu (23/3/2022) yakni Rp14.347 per dolar AS.
Hal yang sama terjadi pada kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.361 per dolar AS.
Angka tersebut melemah dari posisi kemarin Rp14.351 per dolar AS.
Menurut Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi nilai tukar rupiah tertekan akibat aksi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mengumumkan akan menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.
Baca juga: Rupiah Menguat Tipis Rp14.346 per dolar AS pada Rabu (23/3/2022)
"Presiden AS Joe Biden dapat mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia di kemudian hari, sebagai tanggapan atas invasi terakhir ke Ukraina satu bulan lalu pada 24 Februari," kata Ibrahim, mengutip CNNIndonesiacom.
Selain itu, sambung Ibrahim, kenaikan harga komoditas energi seperti minyak mentah dan gas bumi juga mendorong penguatan dolar AS. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengancam negara lain untuk membeli minyak mentah dengan mata uang Rusia yakni rubel.
"Langkah tersebut membuat kontrak berjangka Eropa melonjak, karena meningkatnya kekhawatiran akan krisis energi yang diperburuk yang dapat berdampak pada kesepakatan yang berjumlah ratusan juta dolar setiap hari," pungkasnya.
Anjloknya nilai tukar rupiah pada hari ini juga diikuti mayoritas mata uang lain di Asia. Yen Jepang melemah 0,31 persen, dolar Hong Kong anjlok 0,01 persen, won Korea Selatan merosot 0,40 persen, rupee India turun 0,04 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,12 persen.
Tercatat hanya empat mata uang di Asia yang menguat yaitu dolar Singapura menguat 0,04 persen, peso Filipina yang naik 0,14 persen, yuan China menguat 0,05 persen, dan baht Thailand naik 0,05 persen.