IHSG Berpeluang Menguat Terbatas Menjelang Rilis Inflasi AS

Nusantaratv.com - 10 Januari 2024

Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/1/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/1/2023). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu berpeluang menguat terbatas menjelang rilis Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) pada Kamis (11/01/2024).

IHSG dibuka melemah 12,62 poin atau 0,18 persen ke posisi 7.187,58. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,81 poin atau 0,29 persen ke posisi 967,26.

“IHSG berpeluang menguat terbatas pada hari ini,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Bank Dunia dalam laporan terbarunya Global Economic Prospects January 2024 memperkirakan ekonomi global akan melambat ke 2,4 persen, dibandingkan 2,6 persen pada 2023.

Untuk Indonesia, Bank Dunia mempertahankan proyeksi pertumbuhan di angka 4,9 persen untuk tahun ini, namun, memangkas proyeksi 2025 menjadi 4,9 persen, dari 5,0 persen pada proyeksi Juni 2023.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis data survei konsumen (IKK) periode Desember 2023 sebesar 123,8, atau lebih tinggi dibandingkan 123,6 pada bulan sebelumnya, yang mengindikasikan semakin baiknya konsumsi masyarakat, dan menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia berjalan dengan baik.

Pada hari ini, data penjualan ritel nasional periode November 2023 akan dirilis, yang diperkirakan naik 3,5 persen year on year (yoy).

Dalam beberapa hari terakhir, harga energi global terpantau melemah, namun, pada pertengahan perdagangan Selasa (09/01), beberapa komoditas energi mulai berbalik arah ke zona hijau, meski potensi terjadinya koreksi masih cukup besar.

Perbaikan harga energi diharapkan menjadi dorongan positif bagi pasar saham Indonesia, mengingat banyaknya emiten yang bergerak di sektor energi.

Pada perdagangan kemarin, bursa Wall Street kembali melemah seiring ekspektasi pasar akan turunnya suku bunga The Fed sudah mulai menurun.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,42 persen ke posisi 37.525,16 dan S&P 500 turun 0,15 persen ke 4.756,5, sedangkan, indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,09 persen menjadi 14.857,71.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 575,19 poin atau 1,70 persen ke 34,338,39, indeks Hang Seng menguat 19,25 poin atau 0,12 persen ke 16,209,27, indeks Shanghai melemah 7,08 poin atau 0,24 persen ke 2.886,17, dan indeks Straits Times melemah 25,25 poin atau 0,79 persen ke 3.172,71.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close