Nusantaratv.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengkritik keras adanya ego sektoral di perusahaan pelat merah. Dia meminta kolaborasi antar BUMN perlu ditingkatkan untuk memberi manfaat bagi masyarakat.
Erick menegaskan eksistensi BUMN bukan soal bisnis semata. Namun juga memiliki tanggung jawab sosial bagi masyarakat luas. Dia pun menuntut agar keberadaan perseroan berdampak besar bagi kepentingan rakyat.
"Saya sangat berharap, tolong jangan ada ego-ego sektoral di masing-masing BUMN. Karena kita kita harus punya keberpihakan yang impact full," kata Erick Thohir, Rabu (16/3/2022).
Erick juga mengingatkan soal Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN yang tidak tersalurkan secara merata. Akibatnya, masyarakat tidak merasakan dampak TJSL secara signifikan.
Ia meminta manajemem BUMN mendistribusikan TJSL secara teratur dan tepat sasaran. Salah satu skema yang ditempuh berdasarkan klaster TJSL yakni pendidikan, UMKM, dan lingkungan hidup.
Baca juga: Tim Hukum Merah Putih Minta Orang-orang BUMN Terpapar Radikal-Terorisme Dikeluarkan
"Kami tentu tak ingin TJSL didistribusikan tidak teratur dan merata, sehingga masyarakat tidak merasakan dampak yang signifikan. Karena itu TJSL didistribusikan berdasarkan klaster, ada klaster pendidikan, UMKM, dan lingkungan hidup," ujar Erick.
Erick menekankan TJSL atau tanggung jawab sosial perusahaan/corporate social responsibility (CSR) sangat strategis mewujudkan pemerataan ekonomi dan kesetaraan akses. Karena itu, dia memastikan perseroan hadir membantu masyarakat.
"Tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) sangat strategis mewujudkan pemerataan ekonomi dan kesetaraan akses. Saya ingin memastikan BUMN hadir untuk mereka yang membutuhkan," kata Erick.
Erick menyatakan program TJSL BUMN merupakan komitmen perusahaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan, hukum, dan tata kelola.
Karena itu, setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan dipastikan memberi dampak besar terhadap sejumlah sektor tersebut. Erick menegaskan tidak ada kepentingan pribadinya yang terselip di dalam program BUMN.
"Jangan sampai nanti saya sebagai Menteri BUMN dianggap memanfaatkan kegiatan (BUMN) untuk kepentingan pribadi," pungkasnya.