Nusantaratv.com - Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit beberapa pekan belakangan ini, membuat petani kecil menjerit.
Rontoknya harga sawit rakyat ini terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air. Kondisi ini memaksa petani di Desa Teluk Langkap, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi, membiarkan kebun sawitnya tidak dipanen, hingga membiarkan buah sawit itu membusuk di pohon.
Salah seorang petani sawit, Fahmi, mengatakan merosotnya harga TBS menjadi pemicu petani untuk tidak memanen buah sawit. Menurutnya, harga TBS saat ini tidak sesuai dengan upah panen yang dikeluarkan.
"Iya benar salah satu petani di Teluk Langkap tidak memanen buah sawit, mereka menilai harga TBS saat ini tidak sessuai dengan kebutuhan sehari-hari, belum lagi upah panen," ujar Fahmi Jumat (24/6/2022), dilansir dari Tribunnews.com.
Sejak harga di bawah Rp2.000 hingga kini, kata Fahmi, membuat petani tak memanen buah sawit. Dijelaskannya, petani menilai upah panen dan upah melangsir menuju ke pengepul tidak sesuai.
Berdasarkan informasi terbaru, harga TBS di Desa Teluk Langkap Rp400-600 per kilogram (Kg). Kini, tambah Fahmi, pengepul di Desa Teluk Langkap tidak menerima buah dari petani, karena harga yang murah.
Disebutkan Fahmi, melihat saat ini masyarakat sudah beralih berkebun, dari tanaman karet ke tanaman sawit dirinya meminta kepada pemerintahan untuk dicarikan solusinya terkait anjoklnya harga TBS.
"Hampir 85 persen saat ini masyarakat Teluk Langkap bertani sawit, kalau harga seperti ini mau makan apa para petani? Belum lagi kebutuhan sehari-hari, masa harga cabai lebih mahal dari harga kelapa sawit," tukas Fahmi.