Nusantaratv.com-Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan Indonesia akan menjadi negara super power untuk energi terbarukan. Cita-cita besar tersebut dapat diwujudkan karena Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berbagai sumber daya di bidang energi terbarukan.
Optimisme itu disampaikan Hashim Djojohadikusumo saat menjadi keynote speaker pada acara NTV CEO Awards 2024 dalam rangkaian NTV Business Forum 2024 di Ballroom Hotel Raffles Jakarta, Rabu (4/12/2024) malam.
Hadir Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon beserta istri Lince Berliana Tobing, Direktur Nusantara TV Randy Monthonaro Tampubolon, Dimpos Tampubolon, Tommy William Tampubolon, Presiden Direktur dan Direktur Pemberitaan Nusantara TV, Don Bosco Selamun. Turut hadir para CEO penerima NTV CEO Awards dan tamu undangan.
Hashim mengawali dengan menceritakan pengalamannya saat hadir pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa/ Conference of the Parties (COP) ke-29, di Baku, Azerbaijan, November lalu.
"Saya membawakan pesan dari Pak Prabowo bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Presiden Prabowo telah menyanggupi di COP29. Pemerintah Indonesia memenuhi dan mematuhi semua perjanjian, kesepakatan, perjanjian-perjanjian yang telah disepakati oleh para pendahulu," kata Hashim Djojohadikusumo.
Hashim menyatakan dalam pertemuan COP ke-29 ia juga menyampaikan program elektrifikasi Indonesia untuk mendukung program Pak Prabowo, mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen lebih.
"Sedikit-dikitnya, sekecil-kecilnya itu 8 persen. Kita target kita melebihi 8 persen. Saya pribadi sudah lihat kita berkesempatan untuk dapat 9-9,5 persen," ujarnya.
Guna mewujudkan target pertumbuhan ekonomi tersebut, kata Hashim, perlu membangun infrastruktur listrik, energi yang besar.
"Di COP 29, Pak Nurdin, saya sampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berencana membangun jaringan tenaga listrik 103 gigawatt dalam 15 tahun yang akan datang," ungkapnya.
"Saat ini, kalau tidak salah, totalitas dari jaringan listrik kita kurang lebih 80-90 gigawatt yang dibangun 74 tahun Indonesia merdeka. 80 gigawatt," imbuhnya.
Di hadapan para peserta COP29 Hashim dengan bangga menyampaikan bahwa Indonesia dalam 103 gigawatt, 75 persen itu dari energi baru dan terbarukan.
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon bersama istri Lince Berliana Tobing dan Presiden Direktur Nusantara TV Don Bosco Selamun memberikan cendera mata kepada Utusan Khusus Presiden untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo yang menjadi keynote speaker pada NTV CEO Awards di Ballroom Hotel Raffles Jakarta
Selebihnya 5 gigawatt, 5,3 gigawatt akan terdiri dari nuklir, pusat listrik tenaga nuklir, PLTN. Selebihnya 20-22 persen dari gas.
"Nah di sini tantangan bagi para CEO untuk mengambil kesempatan ini. Karena kita perlu puluhan sampai ratusan CEO dan perusahaan yang mengerjakan ini. Sebagai investor, sebagai operator, sebagai supplier, sebagai vendor, dan lain-lain," ucapnya.
Lebih lanjut Hashim menjelaskan untuk merealisasikan target memproduksi 103 gigawatt dalam 15 tahun berarti diperlukan investasi kurang lebih 235 miliar dolar AS.
"Kita perlu investasi 15 miliar dolar AS tiap tahun lebih untuk mewujudkan program seperti ini," kata Hashim.
"Kita perlu investor dari dalam negeri, kita perlu investor dari luar negeri. Dan program ini akan berkontribusi besar untuk pertumbuhan minimal 8 persen. Kenapa? Dalam program pembangunan dari Pak Prabowo dan Pak Gibran, bukan hanya makanan gratis pagi dan siang, tapi juga ada program food estate, tapi juga ada program perumahan.
Hashim menyebut program perumahan Prabowo dan Gibran meliputi 3 juta unit apartemen dan perumahan setiap tahun.
"Minimal 5 tahun dan hendaknya untuk 10 tahun. Program kita 15-30 juta apartemen dan rumah di kota maupun di pedesaan. Ini akan perlu listrik besar," bebernya.
"Dan kita mau supply listrik yang bersih, listrik yang hijau," tandasnya.
Hashim memaparkan bahwa dari 75 gigawatt yang diperlukan dan diharapkan dari energy baru dan terbarukan (EBT) dengan rincian beberapa belas gigawatt dari tenaga bayu, tenaga angin.
"Kita juga ada sumber tenaga air atau nama lain tenaga hidro, hydro power. Di sini, kalau tidak salah, pemerintah harapkan kurang lebih 15 gigawatt dari tenaga hydro. Terus ada tenaga apa lagi, tenaga surya, berapa belas gigawatt lagi. Terus tenaga geotermal atau panas bumi. 75 gigawatt kita harapkan dan masih ada lebih tapi itu mungkin 2041 ke atas," tuturnya.
"Berarti apa? Indonesia menjadi super power untuk energi terbarukan," pungkasnya.