Nusantaratv.com - Naik-turun eskalasi ketegangan Rusia dengan Ukraina terus mempengaruhi nilai tukar rupiah. Hari ini, Rabu (16/3/2022) nilai tukar rupiah berada di level Rp14.311 per dolar AS di perdagangan pasar spot.
Mata uang RI ini menguat 15 poin atau 0,10 persen dari sebelumnya, Selasa (15/3/2022) di Rp14.327 per dolar AS.
Hal yang sama terjadi pada kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.311 per dolar AS. Angka tersebut meningkat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.321 per dolar AS.
Menurut Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menguatnya nilai tukar rupiah disebabkan perundingan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina tengah berlangsung. Di samping itu surplus neraca perdagangan juga mendorong penguatan rupiah.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di China Mendongkrak Rupiah Rp14.326 per dolar AS pada Selasa (15/3/2022)
Sebagai informasi, Selasa (15/3), Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$3,83 miliar atau setara Rp54,7 triliun. Angka tersebut meloncat dari sebelumnya hanya sebesar US$930 juta.
Namun, penguatan rupiah tak setinggi biasanya. Pasalnya, masih ada pengumuman kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dini hari nanti.
"Penguatan tidak besar karena pasar juga berhati-hati menantikan pengumuman kebijakan pengetatan moneter bank sentral AS. Ada kemungkinan The Fed akan mengeluarkan kebijakan pengetatan yang lebih agresif," kata Ariston, mengutip CNNIndonesiacom.
Pada saat yang sama, seperti rupiah mayoritas mata uang lain di Asia juga menguat. Dolar Hong Kong menguat 0,08 persen, dolar Singapura naik 0,31 persen, won Korea Selatan menguat 0,58 persen, peso Filipina naik 0,17 persen, rupee India menguat 0,46 persen, yuan China naik 0,40 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, dan baht Thailand naik 0,34 persen.