Nusantaratv.com-Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen secara tahunan (yoy). Terjadi peningkatan dibanding capaian pada kuartal yang sama tahun lalu 5,04 persen.
Bahkan capaian ini adalah pertumbuhan ekonomi kuartal I tertinggi dalam lima tahun terakhir periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini merupakan pertumbuhan triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019 sampai dengan 2024," kata PLT Kepala BPS Amalia Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/5).
Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi beberapa Mitra dagang Utama Indonesia pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan 1 2024 mencapai 5,3% di lebih tinggi dibandingkan 2023 dan lebih tinggi 2000 triwulan 1 2023 Amerika Serikat juga tumbuh menguat sebesar 3,0% dan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan 1 2023 sementara itu ekonomi India juga menguat triwulan 1 2024 mencapai pertumbuhan 7,3% secara year on Year begitu pula dengan Singapura pertumbuhan triwulan 1 2024 yang tumbuh lebih tinggi dari triwulan pertama di tahun sebelumnya.
"Secara global pertumbuhan perdagangan barang dan jasa sempat mengalami kontraksi pada 2023 tetapi akan meningkat pada triwulan 1 2024 di sisi lain tren penurunan harga komoditas yang menjadi unggulan ekspor Indonesia terus berlanjut di triwulan 1 2024 seperti pada komoditas CPO dan batubara," papar Amalia.
BPS mengungkap sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar adalah konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTN) atau investasi. Kontribusi konsumsi rumah tangga lebih besar dibandingkan pada kuartal I-2023.
"Jika dilihat pertumbuhan triwulan I 2024 konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran yaitu sebesar 2,62% kontribusi ini meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun triwulan I 2023," kata Amalia.
Selain itu pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 juga ditopang oleh komponen PMTB dengan sumber pertumbuhan 1,19%. Amalia menyebut pertumbuhan PMTB ini didorong oleh barang modal bangunan hingga realisasi investasi dari penanam modal asing (PMA) dan penanam modal dalam negeri (PMDN).
"Demikian juga pertumbuhan modal pemerintah terlihat tumbuh positif," lanjutnya, mengutip detikcom.
Konsumsi pemerintah dengan sumber pertumbuhan 1,06%. Kontribusi konsumsi pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi menjadi yang terbesar ketiga.
"Sementara itu net ekspor memberikan pertumbuhan negatif 0,23%," pungkasnya.