Nusantaratv.com - Mengacu pada situasi terkini yang terjadi di lingkup global, IMF (International Monetary Fund) akhirnya memutuskan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. IMF menilai prospek ekonomi dunia sedang suram dan tidak pasti.
Dalam prediksi terbarunya, IMF memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 3,2% tahun ini. Proyeksi ini lebih rendah 0,4 poin dibandingkan prediksi pertumbuhan ekonomi IMF pada April lalu.
Bahkan pada 2023 ekonomi juga diramal masih akan melambat lebih jauh ke tingkat 2,9%. Turun 0,7 poin persentase dari proyeksi IMF di bulan April.
Prospek ekonomi yang direvisi menunjukkan adanya risiko penurunan ekonomi yang cukup besar. Beberapa tantangan harus dihadapi di sektor ekonomi, mulai dari inflasi global yang melonjak hingga dampak berkelanjutan dari perang di Ukraina.
Baca juga: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Asia pada 2022, Ini Alasannya
"Pemulihan ekonomi sangat tentatif pada tahun 2021, kini telah diikuti oleh perkembangan yang semakin suram pada tahun 2022," kata laporan IMF terbaru, mengutip detikcom.
Memburuknya prospek pertumbuhan di AS, China, dan India mendorong revisi turun IMF. Prospek pertumbuhan ekonomi di AS diturunkan 1,4 poin menjadi hanya 2,3% tahun ini. Hal itu didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan pada paruh pertama tahun 2022, penurunan daya beli rumah tangga, dan pengetatan kebijakan moneter.
Ekonomi China juga akan melemah. IMF memprediksi ekonomi China akan tumbuh 1,1 poin lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Hal ini menyusul perpanjangan kebijakan lockdown COVID-19 dan krisis real estat yang semakin dalam.
IMF memperkirakan China hanya akan tumbuh 3,3% pada 2022.
Hal yang sama juga terjadi pada India. Perkiraan pertumbuhan ekonomi India juga dipangkas. IMF menyatakan prediksi pertumbuhan ekonomi India turun 0,8 poin menjadi 7,4%. Sebagian besar karena kondisi eksternal yang kurang menguntungkan dan pengetatan kebijakan yang lebih cepat.
Begitu juga dengan prospek ekonomi zona Eropa yang diturunkan 0,2 poin persentase menjadi 2,6%. IMF mengatakan dampak yang lebih besar dari perang di Ukraina kemungkinan akan melanda lebih lanjut pada tahun 2023, terutama di ekonomi utama Jerman, Prancis, dan Spanyol.