Nusantaratv.com - Berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) sempat berada di jurang kebangkrutan.
Selain terjerat utang menggunung hingga Rp70 triliun, perusahaan juga menderita kerugian.
"Bangkrut itu dasarnya adalah operasional tidak memungkinkan kita membayar hutang, tapi saya santai kok. Hutang kita sampai Rp70 triliun. Sekarang saya tanya bedanya hutang Rp1 triliun sama Rp70 triliun apa, enggak beda kan?" ujar Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Irfan saat tampil sebagai bintang tamu dalam program DonCast di Nusantara TV yang dipandu jurnalis senior Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis, 1 Agustus 2024, juga buka-bukaan terkait kebijakan pemotongan gaji karyawan Garuda Indonesia.
"Hutang itu makin banyak karena yang kita bayar cuma karyawan. Begitu enggak cukup, saya panggil seluruh karyawan, saya bilang kita potong setengah (gaji) ya. Saya sampaikan, Anda dipotong setengah, saya dipotong setengah, komisaris juga saya potong setengah. Enggak ngomong, karena kalau ngomong pasti enggak setuju. Mintalah maaf daripada minta izin, dan ternyata mereka enggak marah, jadi nggak perlu minta maaf juga. Karena kita semuanya susah," tambahnya.
Menurut Irfan, jika tidak ada pemotongan gaji, maka nyawa perusahaan hanya mampu bertahan hingga 3 bulan saja.
"Waktu itu saya sampaikan, kita potong gaji sampai 50 persen itu, karena kita punya pilihan. Kalau bayar gaji seperti biasa, maka hidup kita tinggal 3 bulan lagi. Tapi, kalau kita potong, mudah-mudahan bisa sampai 6 bulan 7 bulan. Mudah-mudahan kita punya ide, akal, dan Tuhan menolong selama lebih dari 7 bulan, bisa 12 bulan dan seterusnya. Akhirnya bisa diberesin," tambah Irfan.
Dia menyebutkan, perusahaan maskapai yang dipimpinnya itu pada 2022 merupakan BUMN dengan keuntungan terbesar.
"Pertamia saja kalah, semua bank kalah, PLN apalagi. Cuma kalau lagi kumpul BUMN itu, saya di pojok gitu agak malu-malu dikitlah. Ya malu juga karena kita restruktursasi terus kita untung besar, tapi itu kan non cash, jadi enggak bisa dinikmati juga," tukas Irfan.