BSI Dukung Transisi Energi Demi Capai Target Net Zero Emission 2030

Nusantaratv.com - 30 Juli 2024

Grandhis H Harumansyah, Direktur Manajemen Risiko Bank Syariah Indonesia saat diwawancara di Nusantara Sharia Economic Forum (NUSHAF) 2024.
Grandhis H Harumansyah, Direktur Manajemen Risiko Bank Syariah Indonesia saat diwawancara di Nusantara Sharia Economic Forum (NUSHAF) 2024.

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Bank Syariah Indonesia mendukung penuh kebijakan Pemerintah terkait transisi energi yang memang menjadi cita-cita dari kita untuk mencapai net zero emission di 2030. 

Komitmen tersebut ditegaskan Grandhis H Harumansyah Direktur Manajemen Risiko Bank Syariah Indonesia saat menjadi pembicara pada sesi kedua Nusantara Sharia Economic Forum (NUSHAF) 2024 yang membahas tema "Pembiayaan Syariah dalam Transisi Energi" yang digelar NusantaraTV di Studio Nusantara Lantai 9 Gedung NT Tower, Selasa (30/7/2024). 

NUSHAF 2024 dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin. Turut hadir Presiden Komisaris NT Corporation Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, M.M., beserta istri Lince Berliana Tobing. Hadir juga para Direksi Nusantara TV yaitu Dimpos Tampubolon, Randy Tampubolon dan Tommy William Tampubolon serta para narasumber dan tamu undangan.

Acara NUSHAF 2024 didukung oleh Bank Negara Indonesia (BNI), Permodalan Nasional Madani (PNM), Telkom Indonesia, dan Bank Syariah Indonesia (BSI). 

"Untuk agenda hari ini, kami memaparkan mengenai bagaimana BSI ini sudah memberikan kontribusi kepada sustainable financing yang ada di Indonesia," kata Grandhis H Harumansyah.

Berbicara secara maqashid syariah, kata Grandhis, Sustainable Development Goals (SDG)-nya ada tiga yaitu People, Profit dan Planet. 

Sejalan dengan itu, setiap orang harus menjaga lima hal yakni menjaga pikiran, menjaga keyakinan, menjaga harta, menjaga keturunan, dan menjaga lingkungan.

"Karena di dalam fatwa MUI Nomor 86 Tahun 2023, itu ada kewajiban bahwa secara syariah kita harus menjaga lingkungan. Jadi konsep kesyariahan kita ini sangat inline dengan ESG," papar Grandhis.

Dari sisi portofolio eksposure, sambung Grandhis, BSI juga sudah menyalurkan cukup banyak pembiayaan kepada ESG. "Jadi, ada yang green financing, ada yang social financing," jelasnya.

Grandhis lebih lanjut menjelaskan BSI memiliki tiga pilar. Pilar pertama adalah banking, pilar kedua yakni ESG in operations, dan pilar ketiga adalah ESG in beyond banking.

"Nah, yang tadi saya sampaikan saat diskusi adalah beyond banking-nya ini yang cukup besar sebenarnya, karena kita kan berkontribusi kepada society (masyarakat)."

"Itu tidak hanya dalam bentuk banking-nya, tetapi juga kita memberikan zakat yang cukup besar.  Kemudian selain zakat, tentu kita membayar pajak. Dan yang terakhir juga kita memberikan pendampingan kepada UMKM-UMKM yang ada di seluruh Indonesia yang memang menjadi bagian dari pembiayaan yang sifatnya sosial dari kita," terangnya. 

Terkait pembiayaan untuk transisi energi, Grandhis memaparkan green financing BSI totalnya kurang lebih sekitar Rp12 triliun.

"Ada yang pembiayaan sifatnya eco, eco-friendly, terus kemudian ada juga pembiayaan yang sifatnya environment, terus yang ketiga yang tadi terkait dengan transisi energi adalah kita memiliki juga eksposur pembiayaan yang sifatnya terbarukan," ujarnya 

"Jadi, ada renewable energy. Nasabah-nasabah yang bergerak di bidang renewable itu yang kita berikan pembiayaan. Total kurang lebih ada sekitar 10% dari green financing kita itu kita salurkan kepada renewable energy," sambungnya.

"Intinya BSI siap men-support transisi energi yang memang menjadi cita-cita dari kita untuk mencapai net zero emission 2030," pungkasnya.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close