Nusantaratv.com-Rusia harus membayar mahal konsekuensi dari tindakannya melakukan invasi ke Ukraina. Risiko besar itu sudah dialami bank BUMN Rusia Sberbank. Sberbank harus angkat kaki dari Eropa setelah sahamnya terjun bebas hingga 95% di London Stock Exchange pada perdagangan Rabu (2/3/2022). Harga saham Sberbank telah berada di titik terendah.
Sberbank yang merupakan bank pemberi pinjaman terbesar di Rusia. Kini anak perusahaan Sberbank di Eropa mengalami arus keluar kas besar-besaran setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Guna menghindari kerugian lebih besar dan kehancuran finansial Sberbank akhirnya memutuskan untuk angkat kaki dari pasar Eropa. Bank Sentral Eropa juga telah memerintahkan penutupan cabang Sberbank di Eropa.
Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan 1.500 Fasilitas Militer Ukraina, Tembak Jatuh 13 Pesawat dan 47 Drone
Diketahui, pasca invasi militer Rusia ke UKraina yang dimulai pada Kamis (24/2/2022), Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Inggris telah meningkatkan sanksi terhadap berbagai institusi Rusia dalam beberapa hari terakhir. Diantaranya melarang bank-bank utama dari sistem pembayaran internasional Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), mengutip detikcom.
Sanksi tersebut juga telah membatasi kapasitas Bank Sentral Rusia untuk menggunakan lebih dari U$ 600 miliar cadangan mata uang asing. Harga saham Sberbank sementara ditutup lebih dari 78% lebih rendah di London.
Saham Sberbank telah mengalami guncangan hebat dan kehilangan 99,9% nilainya, sejak awal tahun 2022. Saham utama Rusia yang terdaftar di London lainnya juga telah mengalami penurunan, termasuk Lukoil, Novatek, dan Rosneft .
Tak hanya di luar negeri, di dalam negeri, pasar saham Moskow juga babak belur. Akibatnya pasar saham Moskow ikut ditutup selama tiga hari berturut-turut, karena pihak berusaha untuk membendung pendarahan di aset lokal. Bank sentral Rusia juga mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menahan nilai rubel.