Nusantaratv.com-Jelang Lebaran 2024 peredaran uang palsu (upal) marak di Malang, Jawa Timur. Fakta tersebut ditemukan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Malang yang meliputi Malang kota dan kabupaten, Kota Batu, Pasuruan kota dan kabupaten, serta Probolinggo kota dan kabupaten. Nilainya sangat fantastis mencapai Rp107 miliar.
Kepala BI Kantor Perwakilan Malang Febriana mengungkapkan peredaran uang palsu mengalami peningkatan jelang Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan ini mulai terjadi sejak bulan Maret 2024. Pihaknya mencatat terjadi kenaikan peredaran uang palsu hingga 391%.
Dari laporan, upal yang marak beredar di wilayah Malang kota dan kabupaten, Kota Batu, Pasuruan kota dan kabupaten, serta Probolinggo kota dan kabupaten adalah uang kertas pecahan Rp100 ribu sebanyak 1.077 lembar atau mencapai Rp107,7 miliar.
"Berdasarkan data kami di bulan Februari kemarin ada 227 lembar, di Januari ada 438 lembar," ungkap Febriana, pada Senin malam (1/4/2024).
Selain pecahan uang kertas Rp100.000, sambung Febriana, ditemukan juga upal pecahan Rp50.000 dan pecahan lainnya.
Hal itu terungkap dari laporan dan bukti yang dikumpulkan oleh sejumlah bank-bank, dan dari aparat penegak hukum (APH) kepolisian selama tiga bulan terakhir.
Febriana mengatakan meski pada Maret 2024 mengalami peningkatan, namun temuan tersebut masih lebih rendah dari jumlah temuan upal tahun 2023 lalu. Sebab dari data di Januari hingga Maret 2023 lalu penemuannya masih di angka 300 sampai 600 lembar saja, khusus untuk pecahan Rp100.000.
"Kalau secara tahunan masih belum masih di bawah tahun lalu. Saya harap sih nggak tambah, itu berkurang dari tahun lalu jumlah akumulasinya," ujarnya.
Guna mencegah peredaran uang palsu yang meresahkan masyarakat, pihaknya bersama instansi lain terus menggencarkan sosialisasi ke masyarakat, terutama menjelang lebaran. Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan kepolisian untuk melakukan pengungkapan kasus peredaran uang palsu ini.
"Kami selalu sosialisasi ke masyarakat. Kalau langkah preventif tentu kita dengan yang terutama 3D, dilihat, diraba, diterawang. Uang itu unsur mutlaknya apa yang bisa untuk mengenali asli atau palsu," tuturnya.
Pihaknya juga melaporkan ke kepolisian bila ada temuan-temuan uang palsu, untuk dianalisis teknik-teknik pembuatannya. Dari analisis ini, kepolisian juga akan bergerak bersama menyosialisasikan demi memutus peredaran uang palsu.