Tak Ada Jembatan, Siswa SD di Ende NTT Harus Bertaruh Nyawa Sebrangi Sungai ke Sekolah

Nusantaratv.com - 02 Maret 2022

Ilustrasi siswa SD harus sebrangi sungai demi menuju sekolahnya/ist
Ilustrasi siswa SD harus sebrangi sungai demi menuju sekolahnya/ist

Penulis: Andi Faisal

Nusantaratv.com - Keterbatasan infrastruktur masih menjadi salah satu kendala dalam gerak-maju pendidikan di Indonesia. Selain kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan tidak tersedianya jembatan di berbagai pelosok di Tanah Air juga menyulitkan para siswa dalam menimba ilmu. 

Seperti yang dialami oleh para siswa Sekolah Dasar (SD) di SDI Niosanggo di Desa Fata, Atu Timur, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, NTT. Setiap hari mereka harus bertaruh nyawa menyebrangi Sungai Lowolaka demi menuju ke sekolahnya.

Setiap pergi sekolah, siswa-siswi SDI Niosanggo yang tinggal di Dusun Detudena dan Dusun Wolowuwu harus berjuang menyebrangi sungai demi mencapai sekolah. Mereka dibantu guru-guru, kepala desa serta aparat desa untuk menyebrang karena lokasi sekolah berada di ibu kota desa yakni Dusun Waturia yang berada di seberang Sungai Lowolaka.

Mereka pun mengadu ke Presiden Joko Widodo tentang kesulitan yang mereka hadapi setiap hari saat menuju ke sekolah. Mereka meminta kepada Presiden Jokowi untuk membangun jembatan agar mereka bisa ke sekolah dengan aman dan tidak kebasahan.

Bahkan para siswa ini pun membuat video khusus yang berisi permintaan kepada Presiden Jokowi untuk membantu membangun jembatan agar mereka bisa ke sekolah dengan aman. Video tersebut pun viral di media sosial.

Kepala Sekolah SDI Niosanggo Felix Ve mengatakan, kondisi ini sudah dialami berpuluh-puluh tahun dan belum ada solusi. Saat hujan secara otomatis siswa diliburkan.

“Kalau hujan lebih dari seminggu otomatis seminggu libur dan untuk mengatasi keterlambatan materi kita bentuk kelompok belajar melalui program gong belajar yang dibuat desa setiap malam. Mereka kita dampingi belajar per kelompok,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Fata, Isak Abel Do mengatakan, dirinya dan aparat desa bersama guru-guru setiap pagi harus lebih dulu ke sungai untuk membantu para siswa menyeberangi sungai.

Dia mengaku sudah mengusulkan pembangunan jembatan, baik melalui Musrengbangdes maupun Musrengbangcam. Namun hingga saat ini belum ada respons.

“Di sini juga susah sinyal dan jalan rusak sehingga siswa harus berjalan jauh,” ucapnya.

Diharapkan Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat bisa melihat ini dan memberikan bantuan. Karena dirinya sudah berusaha melalui dana desa namun tidak memungkinkan karena dana desa hanya bisa untuk akses jalan. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close