Berbeda dengan yang Lain, Epidemiolog FKM Unair Beberkan 4 Karakteristik Omicron

Nusantaratv.com - 01 Januari 2022

Ilustrasi varian covid-19 Omicron/ist
Ilustrasi varian covid-19 Omicron/ist

Penulis: Ramses Manurung

Jakarta, Nusantaratv.com-Pandemi covid-19 yang telah melanda dunia termasuk Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir. Pasalnya, kini muncul lagi varian baru yang dinamai varian Omicron yang lebih menular dari varian Delta. 

Varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada awal November 2021. Namun dengan cepat Omicron menyebar ke seluruh dunia yang mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus covid-19 di sejumlah negara khususnya Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan lainnya. 

Varian Omicron juga telah menyebar di Indonesia. Kasus pertama ditemukan pada Kamis (16/12/2021). Namun kini jumlahnya telah mencapai 68 kasus.

Hingga kini masih terjadi simpang-siur seputar dampak varian covid-19 Omicron. Sebagian kalangan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian Omicron sangat beresiko. Sebaliknya, kalangan lain mengatakan varian Omicron tidak menyebabkan keparahan, artinya dampaknya ringan. 

Lalu seperti apa sebenarnya karakteristik dan dampak varian Omicron?

Epidemiolog FKM Unair, Laura Navika Yamani menjelaskan ada empat karakteristik virus Covid-19 varian Omicron yang membedakan dengan varian lainnya.

Berikut penjelasan rinci dari Laura Navika Yamani perihal empat karakteristik varian Omicron: 

1. Daya tular varian Omicron lebih meningkat dibanding Delta 

Laura mengungkapkan sejak varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dalam kurun waktu satu minggu saja, kasus Covid-19 di sana mengalami peningkatan sebanyak 2-3 kali lipat. Hal tersebut yang menjadi dasar bahwa varian Omicron perlu diwaspadai.

Karena, daya tularnya lima kali lebih cepat bila dibandingkan dengan varian Delta.

"Virus varian delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, sedangkan Omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini," ucap Laura.

Baca juga: Pakar Wanti-wanti Potensi 'Badai' Omicron dalam Beberapa Pekan Mendatang

2. Tingkat keparahan varian Omicron lebih rendah 

Laura menyebutkan varian Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta. Tetapi, sambungnya, yang perlu digaris bawahi adalah ketika varian omicron memiliki daya tular yang lebih cepat dan tidak ada langkah antisipasi lebih awal.

Sehingga banyak orang yang terinfeksi maka akan berisiko terjadi penularan yang lebih luas.

"Apabila tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan mungkin bisa menyebabkan fasilitas kesehatan overload. Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian," ungkapnya.

3. Deteksi varian Omicron gunakan PCR-SGTF 

Dia menjelaskan, sebelumnya jika ingin mengetahui seseorang tertular virus Covid-19 varian yang mana, maka harus menggunakan tes dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS). 

Namun untuk saat ini, jika ingin mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron maka harus menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan S Gene Target Failure (SGTF). 

"Jadi memang pemerintah telah menyiapkan metode tes terbaru yakni menggunakan PCR-SGTF agar deteksi kasus Covid-19 varian omicron bisa dilaksanakan dengan cepat," tutur Laura mengutip kompascom, Jumat (31/12/2021).

4. Efektivitas vaksin Covid-19 menurun untuk melawan varian Omicron 

Ketika muncul varian baru dari virus Covid-19, terdapat kekhawatiran bahwa varian tersebut dapat melarikan diri dari antibodi yang telah terbentuk dari vaksin. 

Maksud dari melarikan diri tersebut dapat diartikan bahwa antibodi yang ada di dalam tubuh tidak bisa mengenali virus Covid-19 yang masuk. 

Kenyataannya, vaksin Covid-19 yang diberikan masih bisa melawan varian Omicron. 

Namun, dari hasil investigasi ditemukan bahwa terdapat penurunan efektivitas vaksin Covid-19. 

"Pada varian virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, vaksin Covid-19 memiliki efektivitas hingga 95 persen, tapi untuk melawan varian Omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50 persen. Peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini," jelas Laura. 

Laura pun mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air serta menjaga jarak dari kerumunan. 

Masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi, karena hingga saat ini vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh, termasuk varian Omicron.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close