Imlek Harga Babi Meroket, Warga Thailand Beralih Makan Jeli

Nusantaratv.com - 01/02/2022 17:29

Babi Imlek. (Net)
Babi Imlek. (Net)

Penulis: Maulana | Editor: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Warga Thailand tak lagi ditemani daging babi saat merayakan Imlek karena harganya yang terus melonjak. Daging babi bahkan tidak lagi dimasukkan dalam paket makanan khusus perayaan Imlek.

Sebuah toko makanan di Thailand, Namjai misalnya. Toko tersebut mengganti daging babi dengan jeli santan berbentuk kepala babi dalam paket makanan. Paket itu dipadukan dengan bebek panggang hingga ayam kukus, sebagai sajian untuk merayakan tahun baru Imlek.

Toko tersebut menawarkan satu kotak yang berisi sembilan item seharga US$27 atau sekitar Rp386 ribu. Sajian itu menarik banyak pelanggan dengan harga dan kenyamanan yang ditawarkan tanpa harus menyiapkan makanan besar.

Beberapa pelanggan menyatakan ketertarikan mereka terhadap jeli kepala babi itu.

"Bagi saya, saya hidup sendiri dan saya harus pergi dan mencari semua hidangan seperti babi, ayam, dan bebek. Banyak yang harus dibeli dan terlalu sibuk selama ini (karena pandemi),' ujar salah satu konsumen hidangan penutup itu, Naree Boonyakiat, Selasa (1/2/2022).

Pembeli lain, Thanabodee Phooncharoen, mengatakan makanan itu tampak meriah, meski rasanya "seperti jeli santan lain."

Pemilik Namjai, Thanapach Montraprasit, mengaku menerima banyak pertanyaan di halaman media sosial toko sejak mulai menawarkan jeli tersebut.

Di aplikasi messenger, LINE toko saja ada sekitar 400 hingga 500 pertanyaan, katanya.

"Saya kira dengan biaya hidup yang tinggi sekarang, daging babi dan ayam mahal, harganya semua naik. Sehingga masyarakat lebih tertarik (jeli)," ujar Montrapsit, mengutip Inquirer Net. 

Selain menarik pembeli karena harga ekonomis, Thanapach mengatakan makanan penutup juga merupakan cara yang baik menghindari sisa makanan terbuang selama periode libur Imlek.

Seperti di banyak negara, biaya hidup di Thailand telah meningkat. Banyak harga makanan melonjak termasuk daging babi yang mencapai US$6 (Rp86 ribu) per kilogram di pasaran.

Kenaikan harga daging babi ini juga dipicu penyebaran flu babi di Thailand. Akibat flu babi itu, stok babi di Eropa dan Asia berkurang.

Mengantisipasi lonjakan harga, pemerintah Thailand menawarkan alternatif lain yakni daging buaya. Daging reptil itu dibanderol sekitar US$2 atau sekitar Rp28 ribu per kilogram.

Daging buaya dinilai dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat karena memiliki protein yang lebih tinggi dibanding daging babi.

Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Thailand (DIT), Wattanasak Sur-iam, kemudian mengeluarkan imbauan untuk mengontrol kenaikan daging babi.

Pemerintah meminta pedagang menjaga harga daging babi tetap stabil di angka 100 baht (Rp43 ribu) hingga 110 baht (Rp47 ribu) per kilogram.

Biasanya untuk merayakan Tahun Baru Imlek, warga Thailand mengeluarkan banyak biaya. Namun, karena pandemi Covid-19 pengeluaran konsumen mencapai level terendah sejak 11 tahun.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

Komentar belum ada.
Otentifikasi

Silahkan login untuk memberi komentar.

Log in