WHO: Terlalu Cepat Perlakukan Covid-19 Seperti Flu

Nusantaratv.com - 13 Januari 2022

Warga mengantre untuk tes Covid-19 di lokasi pengujian di San Francisco, California, AS. (Bloomberg)
Warga mengantre untuk tes Covid-19 di lokasi pengujian di San Francisco, California, AS. (Bloomberg)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Covid-19 varian Omicron berada di jalur yang tepat untuk menginfeksi lebih dari separuh orang Eropa.

Namun virus tersebut belum bisa dilihat sebagai penyakit endemik seperti flu, seperti dikutip dari Gulf News, Kamis (13/1/2022). Eropa mencatat lebih dari tujuh juta kasus baru yang dilaporkan terjadi pada pekan pertama 2022, atau lebih dari dua kali lipat selama dua pekan, Direktur WHO Eropa Hans Kluge mengatakan pada konferensi pers.

"Pada tingkat ini, Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan memperkirakan lebih dari 50 persen populasi di wilayah tersebut akan terinfeksi Omicron dalam 6-8 pekan ke depan," kata Kluge, merujuk pada pusat penelitian di University of Washington.

Lebih lanjut, Kluge mengungkapkan, lima puluh dari 53 negara di Eropa dan Asia Tengah telah mencatat kasus varian yang lebih menular.

Diketahui, Omicron mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas lebih dari paru-paru, menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya. Namun, WHO telah memperingatkan lebih banyak penelitian masih diperlukan untuk membuktikan hal ini.

Pada Senin (10/1/2022), Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengatakan mungkin sudah waktunya untuk mengubah cara melacak evolusi Covid-19 dengan menggunakan metode yang mirip dengan flu, karena tingkat kematian akibat virus tersebut telah menurun.

Hal itu berarti virus corona diperlakukan sebagai penyakit endemik, bukan pandemi, tanpa mencatat setiap kasus dan tanpa menguji semua orang yang menunjukkan gejala. "Namun itu terlalu jauh," kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood.

Dia menambahkan endemisitas membutuhkan transmisi yang stabil dan dapat diprediksi. "Kami masih memiliki sejumlah besar ketidakpastian dan virus yang berkembang cukup cepat, memberikan tantangan baru. Kami tentu tidak pada titik di mana kami dapat menyebutnya endemik," terangnya.

"Ini mungkin menjadi endemik pada waktunya, tetapi menetapkannya hingga 2022 agak sulit pada tahap ini," tukas Smallwood.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])