Tahun Segini Bumi Diprediksi Makin Gerah

Nusantaratv.com - 12 Mei 2022

Ilustrasi. (Net)
Ilustrasi. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Laporan iklim tahunan menyatakan 93 persen kemungkinan terjadinya rekor suhu terpanas Bumi sekitar 4 tahun lagi, atau pada tahun 2026. Peningkatan suhu rata-rata terjadi dalam periode lima tahunan, termasuk pada periode sebelumnya, 2017-2022.

Target menahan kenaikan rata-rata suhu Bumi untuk tidak melewati 1,5 derajat pada Perjanjian Paris, membuat berbagai negara diminta untuk mengurangi emisi gas rumah kaca demi membatasi pemanasan global.

"Studi ini menunjukkan bahwa kita semakin mendekati target sementara dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim," ujar Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, WMO (World Meteorological Organization).

"Angka 1,5°C bukanlah statistik acak. Akan tetapi lebih merupakan indikator titik di mana dampak iklim akan menjadi semakin berbahaya bagi manusia dan bahkan seluruh planet," imbuhnya.

Laporan juga menyebut pemanasan global telah berada dalam ambang batas yang stabil sejak 2015. Namun, meningkat menjadi 10 persen selama lima tahun terakhir dan hampir 50 persen untuk periode 2022-2026 mengutip UN.

Apabila negara-negara di dunia masih terus memproduksi gas rumah kaca, suhu Bumi disebut Taalas akan terus meningkat.

"Di samping itu, lautan akan terus menjadi lebih hangat dan lebih asam, es laut dan gletser akan terus mencair, permukaan laut akan terus naik, dan cuaca akan menjadi lebih ekstrem. Pemanasan Arktik sangat tinggi dan apa yang terjadi di Kutub Utara akan mempengaruhi kita semua," papar dia.

PBB mengungkapkan, risiko terkait iklim lebih tinggi untuk pemanasan global 1,5 derajat, tetapi lebih rendah dari pada 2 derajat.

"Prediksi iklim terbaru kami menunjukkan bahwa kenaikan suhu global akan terus berlanjut. Bahkan kemungkinan di antara 2022 dan 2026 akan ada tahun di mana pemanasan global melebihi 1,5 derajat di atas tingkat pra-industri," papar Dr. Leon Hermanson dari UK Met Office, yang memimpin laporan.

Ia mengatakan, satu tahun melampaui 1,5 derajat tak berarti melanggar ambang batas ikonik dari Perjanjian Paris, namun itu mengungkapkan, Bumi semakin mendekati situasi di mana 1,5 derajat dapat terlampaui untuk waktu yang lama.

Laporan WMO tentang keadaan iklim global menyatakan, tahun lalu suhu rata-rata global mencapai 1,1 derajat di atas garis dasar pra-industri. Sementara lapor akhir untuk tahun 2021 baru akan dirilis pada 18 Mei.

WMO menyebut peristiwa La Nino berturut-turut pada awal dan akhir tahun 2021 memiliki efek pendinginan pada suhu global. Tapi, ini hanya sementara dan tidak membalikkan tren pemanasan global jangka panjang.

Mereka juga mengatakan, setiap perkembangan peristiwa El Nino bakal memicu suhu Bumi. Seperti yang berlangsung pada 2016 yang tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])