Sanksi Kepada Atlet Indonesia Terulang Lagi, Hifni: Waktunya Pembenahan

Nusantaratv.com - 02 Januari 2022

Praktisi Olahraga, Hifni Hasan
Praktisi Olahraga, Hifni Hasan

Penulis: Arfa Gandhi | Editor: Arfa Gandhi

Nusantaratv.com - Sanksi kepada atlet Indonesia terulang lagi. Setelah sebelumnya bulutangkis, kali ini datang dari sepak bola. Begitulah kata Praktisi Olahraga, Hifni Hasan, Minggu (2/1/2022).

Sebelumnya, seremoni kemenangan Timnas Bulutangkis Indonesia diajang Thomas Cup 2021 kurang sempurna setelah bendera Merah Putih tak bisa berkibar. Alhasil, digantikan dengan bendera logo Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Gagalnya pengibaran bendera Merah Putih ini seakan melukai penantian 19 tahun Indonesia untuk membawa Thomas Cup ke Tanah Air. Untuk diketahui Indonesia terakhir menjuarai Thomas Cup pada tahun 2002 silam.

Tak berkibarnya bendera Merah Putih merupakan buntut dari hukuman Badan Antidoping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) yang datang pekan lalu.

Rasa kecewa tak berkirbarnya bendara Merah Putih yang masih terasa harus ditambah dengan masalah baru yang datang dari dunia sepak bola di Piala AFF 2020, Singapura.

Untuk diketahui, Empat pemain Timnas Indonesia dilarang tampil di laga leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand lantaran mendapat sanksi dari pemerintah Singapura karena dinilai melanggar aturan gelembung atau bubble pada 23 Desember lalu.

Keempat pemain tersebut adalah Elkan Baggott, Victor Igbonefo, Rizky Ridho, dan Rizky Dwi Febrianto.

Namun, Elkan Baggott sempat membantah dirinya melanggar peraturan keluar dari bubble. Hal itu diketahui dalam unggahan instastory yang telah dihapus, Elkan mengatakan dirinya telah mendapat izin dari pihak ofisial Timnas Indonesia untuk ke luar dari hotel.

"Saya ingin menjelaskan, kami tidak tahu kami melanggar aturan. Ofisial kami mengatakan kepada kami dan dia berkata, 'Anda diperbolehkan keluar berjalan keluar hotel untuk mendapat udara segar dan membeli beberapa kebutuhan dasar dari toko 7/11,'," kata Elkan.

"Oleh karena itu kami meninggalkan hotel dengan asumsi kami tidak melanggar aturan 'gelembung'. Sementara seperti ditampilkan di media seperti kami empat pemain yang melakukan pelanggaran padahal tidak demikian," jelasnya.

Hal ini tentunya membuat Hifni Hasan kembali buka suara. Menurutnya, management Olahraga khusus kecaboran sudah harus dibenahi total.

"Terulang kasus sanksi kepada atlet kita. Setelah Bulutangkis All England dan Thomas Cup dengan bendera tidak berkibar. Jelas management Olahraga khusus kecaboran mesti dibenahi total dan paham aturan hukum yang berlaku di setiap negara sebagai tuan rumah event/games ini terulang lagi di sepak bola ada seorang official membiarkan dan menyarankan hal yang keliru membaca aturan Bubble yang diterapkan selama masa pandemi," kata Hifni kepada Nusantaratv.com melalui pesan whatsapp, Minggu (2/1/2022).

Jika tak dibenahi, lanjut Hifni Hasan, masalah ini akan terus terulang bilamana seorang manager di dalam sebuah cabang olahraga tersebut tak memiliki kemampuan membaca aturan yang berlaku.

"Masalah ini akan berulang ulang apabila manager atau kepala team masih diragukan kemampuan membaca aturan yang berlaku selama masa abnormal ini. Kelihatan sekali kurang pahamnya PSSI yang menunjuk seorang manager atau kepala team," jelasnya.

"Masalah seperti ini akan terus terjadi apabila yang ngurus sepak bola dan cabor lain kurangnya profesionalitas dalam mengirimkan team disaat masa pandemi ini. Karena, olahraga penuh aturan yang pasti dan harus ditaati oleh siapapun jangan disamakan dengan aturan masa pandemi di Indonesia yang penuh tolerance dan membedakan pejabat dan Rakyat biasa," tegasnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])