Perusahaan Otomotif China Nio Tak Punya Niat Naikkan Harga Kendaraan Listrik

Nusantaratv.com - 22 Maret 2022

Kendaraan Listrik Nio EC6. (Electrive)
Kendaraan Listrik Nio EC6. (Electrive)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Perusahaan otomotif asal China, Nio mengatakan mereka tidak punya niat menaikkan harga kendaraan listrik buatannya dalam waktu dekat.

Kendati demikian, perusahaan akan fleksibel dalam pengambilan keputusan terkait hal itu mengingat keadaan yang berkembang.

"Harga bahan baku dan pasokan serta permintaan chip semikonduktor menyebabkan perubahan besar pada biaya rantai pasokan," kata Nio dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (22/3/2022).

Diketahui, produsen otomotif China lainnya, yakni Xpeng Inc., mengatakan pihaknya akan menaikkan harga kendaraan listrik buatannya hingga 20.000 yuan atau sekitar Rp45 jutaan mulai 21 Maret 2022.

Langkah itu diambil akibat adanya kenaikan biaya bahan baku, seperti dikutip Reuters, Sabtu (19/3/2022). Xpeng akan menaikkan harga kendaraan listrik dikisaran 10.100 yuan (Rp22 jutaan) hingga 20.000 yuan (Rp45 jutaan), kata perusahaan itu dalam akun Wechat resminya.

Sebelumnya, dilaporkan kendaraan energi baru (New Energy Vehicle/NEV) di China mengalami kenaikan harga jual baru-baru ini. Sejumlah NEV model kelas bawah juga telah berhenti menerima pesanan, lapor China Securities Journal, dikutip dari China Daily, Selasa (15/3/2022).

Sekitar 20 produsen NEV telah mengumumkan kenaikan harga untuk hampir 40 model sejak awal bulan ini, dengan kenaikan mulai dari beberapa ribu yuan hingga lebih dari 10.000 yuan (Rp22 jutaan). 

Misalnya, harga Tesla Model 3 Performance, Model Y Long Range, dan Performance semuanya naik sekitar 10.000 yuan. "Melonjaknya harga bahan baku hulu secara langsung menaikkan biaya produksi," kata seorang manajer penjualan BYD di China Utara.

"Pemotongan subsidi NEV juga memberikan tekanan besar pada produsen," lanjutnya.

Awal tahun ini, pengurangan 30 persen secara tahunan (year on year/YoY) dalam subsidi negara untuk NEV dikeluarkan oleh departemen-departemen pemerintah. Lithium, kobalt, nikel, dan logam langka lainnya - bahan baku utama untuk baterai - telah mengalami lonjakan harga sejak tahun lalu. 

Harga garam lithium mencapai 500.000 yuan per ton baru-baru ini, atau naik lebih dari lima kali secara tahunan. Karena biaya produksi melonjak, beberapa model kelas bawah telah berhenti menerima pesanan, seperti Ora White Cat dan Black Cat yang diproduksi oleh Great Wall Motors, dan BenBen E-Star dari Changan Automobile. 

Xu Haidong, Wakil Kepala Insinyur Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM), mengatakan ada dua strategi pasar untuk produsen NEV China, yakni memproduksi model kelas atas seperti Tesla, NIO dan XPeng, atau menjelajahi pasar kelas bawah seperti Ora dan Wuling MINI EV.

Namun, masalah kenaikan harga dan pesanan tidak berdampak nyata pada pertumbuhan pesat pasar NEV China. CAAM menunjukkan produksi dan penjualan kendaraan energi baru masing-masing mencapai 368.000 dan 334.000 pada Februari, naik 2 dan 1,8 kali secara tahunan. 

Menghadapi kesulitan yang ada, produsen mobil menyesuaikan struktur produksi mereka untuk menurunkan biaya sambil mempertahankan pasokan. Great Wall Motor dan Guangzhou Automobile, misalnya, telah meningkatkan tata letak mereka dalam produksi baterai. 

BYD juga telah berinvestasi dalam proyek penambangan lithium di Chili untuk memastikan pasokan bahan baku. Selama dua sesi, pertemuan legislatif dan penasihat politik tahunan China, yang berakhir pekan lalu, beberapa CEO produsen mobil juga menyarankan untuk menawarkan lebih banyak dukungan kebijakan kepada sektor NEV dalam pembiayaan, pajak, dan pemotongan biaya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])