Penyebab Dubai Dilanda Hujan, Para Ahli: Karena Perubahan Iklim Bukan Penyemaian Awan

Nusantaratv.com - 19 April 2024

Penampakan banjir akibat hujan lebat, dengan latar belakang menara Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 17 April 2024. (Foto: Amr Alfiky/Reuters)
Penampakan banjir akibat hujan lebat, dengan latar belakang menara Burj Khalifa, di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 17 April 2024. (Foto: Amr Alfiky/Reuters)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Dampak  yang ditimbulkan oleh badai hujan di Dubai minggu ini membawa rekor curah hujan yang sangat ekstream.

Hujan deras tersebut belum pernah terjadi dalam 75 tahun terakhir. Dilansir dari Arab News, Kamis (18/7/2024), akibat hujan dengan intensitas tinggi tersebut, terjadi kekacauan lalu lintas di Dubai.

Enam lintasan jalur tol tergenang air, serta satu terowongan jalan di dekat bandara terendam banjir hingga kedalaman beberapa meter. Akibatnya, bandara di Dubai tidak bisa beroperasi secara efektif.

Setidaknya 20 orang dilaporkan tewas dalam banjir di Oman, sementara satu orang lagi dikatakan tewas dalam banjir di UEA. Dilansir dari Reuters, pada Jumat, (19/4/2024). 

Dimana kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah di tutup selama berhari-hari.

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. (Foto: Abdel Hadi Ramahi/Reuters).

Badai itu awalnya menghantam Oman pada hari Minggu (14/4), sebelum menghantam UEA pada hari Selasa (16/4), melumpuhkan listrik dan menyebabkan gangguan besar pada penerbangan ketika landasan pacu berubah menjadi sungai.

Di UEA, rekor curah hujan ini tercatat adalah yang terbesar sejak pada tahun 1949.

Sebelumnya diketahui penyemaian awan adalah proses di mana bahan kimia ditanamkan ke awan untuk meningkatkan curah hujan di lingkungan.

Setelah peristiwa hari Selasa kemarin, beberapa pertanyaan diajukan apakah penyemaian awan sebuah proses yang sering dilakukan UEA, yang dapat menyebabkan hujan lebat. 

Tetapi badan meteorologi UEA mengonfirmasi bahwa tidak ada operasi seperti itu sebelum badai terjadi. 

Curah hujan yang besar itu kemungkinan disebabkan oleh sistem cuaca normal yang diperburuk oleh perubahan iklim, kata para ahli.

"Sistem tekanan rendah di atmosfer bagian atas, ditambah dengan tekanan rendah di permukaan telah bertindak seperti tekanan di udara," kata Esraa Alnaqbi, seorang peramal senior di Pusat Meteorologi Nasional pemerintah UEA.

"Tekanan itu, diintensifkan oleh kontras antara suhu yang lebih hangat di permukaan tanah dan suhu yang lebih dingin di tempat yang lebih tinggi sehingga menciptakan kondisi badai petir yang sangat kuat," tambahnya.

Fenomena abnormal itu tidak terduga pada bulan April ini karena ketika musim berubah tekanan berubah dengan cepat, perubahan iklim juga kemungkinan berkontribusi terhadap badai.

Ilmuwan iklim mengatakan bahwa kenaikan suhu global yang disebabkan oleh perubahan iklim menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem di seluruh dunia, termasuk curah hujan yang intens.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])