Nusantaratv.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat bekerja sama Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelar gerakan pangan murah (GPM) untuk masyarakat yang membutuhkan, berupa beras, minyak goreng, daging, sayur, bumbu dapur, ikan, buah-buahan dan berbagai makanan olahan produk UMKM.
Sekretaris daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setempat, saat membuka GPM di area parkir Taman Manunggal, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa, berharap pasar murah dari Bapanas dapat menstabilkan harga pangan.
"Mudah-mudahan setelah kegiatan ini harga berasnya bisa dikendalikan lagi. Karena memang Kota Bogor ini bukan produsen, jadi bergantung ke wilayah lain sehingga kerja sama seperti ini perlu terus dilakukan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan harga pangan," kata Syarifah.
Syarifah menjelaskan, kegiatan GPM ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) bersama Bapanas dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat.
Di antaranya, harga beras pada kegiatan ini dibanderol dengan harga Rp53.000/5 kilogram sedangkan di pasaran sudah Rp 13 ribu/kilogram.
Dalam GPM ini juga dilaksanakan gerakan selamatkan pangan dan tidak boros pangan yang dilaksanakan melalui Food Truck dari Badan Pangan Nasional dan Foodbank.
Selain GPM, Kota Bogor juga secara rutin menggelar bazar murah dengan DiskopUMKMdagin secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendekatkan harga pangan terjangkau kepada masyarakat untuk terus menjaga inflasi.
Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Denny Eswant Kosasih mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik Nasional pada bulan Agustus inflasi nasional 3,27 naik dari 3,08 di bulan sebelumnya.
"Penyebabnya bisa jadi dikarenakan kenaikan beras. Karena kalau kita lihat, data harga rata-rata nasional kemarin tanggal 18 September harga beras premium itu Rp15.600/kilogram, itu di atas harga eceran tertinggi (HET), beras medium Rp 13.500/kilogram itu juga di atas HET dan jagung Rp 7.000 itu di atas harga acuan pemerintah," katanya.
Dari data itu, menurut Denny, perlu energi dan kerja sama untuk bersinergi dan berkolaborasi mengendalikan harga pangan termasuk beras dengan mengadakan gerakan pangan murah di Jawa Barat, Kota Bogor bahkan di seluruh Indonesia.
"Sampai saat ini Badan Pangan Nasional secara nasional sudah 750 kali GPM, dari Januari sampai September di 35 provinsi, 315 kabupaten/kota. Mudah-mudahan terus berlanjut dan ditingkatkan," katanya.
Ia berharap gerakan ini bisa bermanfaat untuk terus meningkatkan GPM dan menstabilkan pasokan dan harga pangan termasuk harga beras.(Ant)