Paus Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim

Nusantaratv.com - 05 Oktober 2021

Paus Fransiskus. (Net)
Paus Fransiskus. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Paus Fransiskus dan sejumlah pemuka agama dunia menyerukan adanya ancaman perubahan iklim bagi seluruh makhluk. Ini dilakukan guna mengajak dunia menemukan solusi konkret yang bisa dipakai untuk menyelamatkan bumi.

Seruan ini dilakukan sebulan sebelum Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) digelar pada November.

Dalam acara "Faith and Science: Towards COP26," para pemimpin agama dunia berkumpul untuk membicarakan masalah iklim.

Beberapa di antaranya termasuk Uskup Agung Canterbury Justin Welby dan Patriark Ekumenis Ortodoks Bartholomew, yang mewakili Kristen, serta perwakilan dari Islam, Yudaisme, Hindu, Sikh, Buddha, Konfusianisme, Taoisme, Zoroastrianisme, dan Jainisme.

"COP26 di Glasgow merupakan panggilan mendesak untuk memberikan tanggapan efektif terhadap krisis ekologi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan krisis nilai yang kita alami saat ini, dan dengan cara ini menawarkan harapan nyata kepada generasi mendatang," kata Paus dalam acara tersebut, Senin (4/10/2021), dikutip dari Reuters.

"Kami ingin mengiringinya dengan komitmen dan kedekatan spiritual kami."

Tak hanya itu, Paus juga berpendapat bahwa perbedaan budaya dan agama harus dilihat sebagai kekuatan, bukan kelemahan, dalam mempertahankan lingkungan.

"Masing-masing dari kita memiliki keyakinan agama dan tradisi spiritualnya, tetapi tidak ada batasan atau hambatan budaya, politik atau sosial yang menghalangi kita untuk berdiri bersama," kata Paus.

Selain Paus, Welby juga menyerukan bahaya perubahan iklim.

"Kita dalam 100 tahun terakhir telah menyatakan perang terhadap ciptaan (Tuhan). Perang kita melawan iklim mempengaruhi yang termiskin di antara kita," ujar Welby.

Tak hanya itu, pemimpin Sikh dari Amerika Serikat turut juga berkomentar akan bahaya perubahan iklim.

"Jika satu bangsa tenggelam, kita semua tenggelam," kata Rajwant Singh, seorang pemimpin Sikh dari AS.

Seruan bersama para pemimpin agama diserahkan kepada Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio dan Presiden COP26 dari Inggris, Alok Sharma.

"Krisis iklim hebat dan ini adalah ulah kita," kata Sharma kepada mereka.

Dalam seruan bersama ini, para pemuka agama dunia mendesak semua negara untuk mencegah rata-rata kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius. Tak hanya itu, mereka juga mendesak dunia untuk segera mencapai emisi karbon net-zero.

Seruan ini juga meminta negara kaya untuk memimpin pengurangan emisi di negara mereka, pun juga membantu membiayai pengurangan emisi negara miskin.

Sebelumnya, negara kaya disebut harus memenuhi janji mereka untuk memberikan US$100 Miliar (setara Rp1.432 Triliun, kurs Rp14.328 untuk satu dollar) kepada negara berkembang untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Pemenuhan janji ini akan memengaruhi negosiasi terkait masalah iklim di forum COP26 pada November.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Kepala Dana Iklim Hijau yang didukung PBB, dikutip Reuters.

"Uang 100 miliar dolar sangat penting untuk mengkatalisasi aliran keuangan yang jauh lebih besar," kata Direktur Eksekutif Dana Iklim Hijau (GCF) Yannick Glemarec dalam sebuah wawancara dari kantor pusatnya di Korea Selatan.

Satu dekade lalu, negara-negara kaya berjanji untuk memberikan dana sebesar $100 miliar per tahun dalam membantu negara berkembang melakukan transisi ke energi yang lebih bersih.

Ada 35 negara kaya yang menjanjikan pemberian biaya itu. Beberapa di antaranya yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Australia, Selandia Baru, Kanada, Spanyol, Jepang, dan Italia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])