Obat Radang Sendi Bisa Kurangi Efektivitas Vaksin Covid-19?

Nusantaratv.com - 23 Januari 2022

Vaksin Covid-19. (Istimewa)
Vaksin Covid-19. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Arthritis Foundation mengungkapkan beberapa obat radang sendi bisa mengurangi efektivitas vaksin Covid-19. Yayasan itu tetap menyarankan untuk mendapatkan vaksin booster (penguat).

Penelitian itu terbatas, namun bukti menunjukkan obat pengubah penyakit yang digunakan untuk radang sendi bisa mengurangi respons vaksin Covid-19 berbasis mRNA dari Pfizer dan Moderna, menurut Arthritis Foundation, seperti dikutip dari UPI, Minggu (23/1/2022).

Sebuah penelitian kecil terhadap 133 orang yang divaksinasi penuh yang menggunakan obat imunosupresif ditemukan jika tingkat antibodi dan kemampuan mereka untuk menetralisir virus tiga kali lebih rendah dibandingkan orang yang tidak menggunakan obat ini.

Studi ini dipublikasikan di server pracetak MedRxiv, dan belum ditinjau oleh rekan sejawat. Tetapi, tidak ada penelitian terkait vaksin Johnson & Johnson (J&J) pada orang yang memakai obat imunosupresif yang dilaporkan, menurut Arthritis Foundation.

"Tidak semua obat yang dikonsumsi pasien kami terbukti memiliki efek signifikan pada respons terhadap vaksinasi," kata Dr. David Karp, Presiden American College of Rheumatology.

Dia menyarankan pasien bertanya kepada penyedia layanan kesehatan mereka apakah mereka mungkin melihat manfaatnya dari vaksinasi tambahan. "Untungnya, kami belum melihat sinyal keamanan pada pasien dengan penyakit autoimun dan rematik dari vaksin Covid-19, jadi tidak perlu khawatir untuk dosis ketiga," lanjutnya.

Karp menyebutkan masih belum jelas seberapa besar perlindungan yang diberikan booster ketiga atau keempat kepada pasien dengan gangguan kekebalan, seperti mereka yang menderita kanker, transplantasi organ, dan mereka yang menggunakan obat imunosupresif.

Karp menambahkan meski pasien telah menerima dosis vaksin Covid-19 tambahan, mereka harus tetap melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga jarak fisik dan memakai masker, saran Karp.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menyarankan pasien kelainan imun yang menerima vaksin Covid-19 berbasis mRNA untuk mencari dosis ketiga setidaknya empat pekan setelah suntikan kedua mereka. Jika memungkinkan, booster harus sesuai dengan suntikan mereka sebelumnya.

Dengan kata lain, mereka yang menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech harus mematuhinya untuk suntikan ketiga. Mereka yang awalnya menerima vaksin Moderna harus mendapatkan booster Moderna.

Pasien kelainan imun yang menerima vaksin Johnson & Johnson harus menerima suntikan kedua setidaknya dua bulan setelah dosis pertama mereka. Mereka bisa mendapatkan suntikan Johnson & Johnson kedua atau vaksin mRNA, kata CDC.

Arthritis Foundation mencatat ada beberapa bukti jika vaksin booster berbasis mRNA dapat meningkatkan kekebalan pada mereka yang pertama kali menerima vaksin Johnson & Johnson.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])