Ngeri! Ada Aparat Dipenggal, 28 Polisi dan 16 Pengunjuk Rasa Tewas Akibat Kerusuhan di Kazakhstan

Nusantaratv.com - 07 Januari 2022

Demonstran membakar kendaraan yang diduga mobil polisi dalam kerusuhan di Kazakhstan/ist
Demonstran membakar kendaraan yang diduga mobil polisi dalam kerusuhan di Kazakhstan/ist

Penulis: Ramses Manurung

Jakarta, Nusantaratv.com-Demonstrasi besar-besaran yang dipicu lonjakan harga LPG hingga berujung kerusuhan di sejumlah kota di Kazakhstan menelan korban jiwa dari pihak aparat, polisi dan pengunjuk rasa. 

Bahkan tragisnya dilaporkan ada aparat yang dipenggal, 28 polisi dan 16 demonstran tewas akibat kerusuhan di Kazakhstan. Dilaporkan juga sebanyak 3.000 orang ditahan terkait kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota di Kazakhstan.  

Namun, pada Jumat (7/1/2022), Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengklaim situasi di negaranya kini telah terkontrol. 

"Operasi kontra-terorisme telah dimulai. Pasukan keamanan bekerja keras. Tatanan konstitusional sebagian besar telah dipulihkan di semua wilayah negara. Otoritas regional kini mengendalikan situasi," kata biro pers presiden Kazakhstan.

Tokayev menyebut para perusuh sebagai teroris. Ia menuding para 'teroris' menggunakan berbagai senjata dan merusak properti warga. Tokayev menegaskan tindakan kontra-terorisme dibutuhkan hingga 'orang-orang bersenjata' dimusnahkan secara penuh.

Sementara itu, meski situasi sudah relatif lebih kondusif, namun masih terdengar suara tembakan di kota Almaty, Kazakhstan pada Jumat (7/1) pagi. Barikade juga telah dibongkar dan tak ada lagi polisi maupun demonstran di jalanan.

Seperti diberitakan, Kazakhstan dilanda demo besar-besaran yang dipicu oleh kenaikan harga LPG. Lantaran keadaan kacau, Tokayev sempat meminta bantuan dari aliansi militer yang dipimpin Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Baca juga: Kazakhstan Makin Mencekam! WNI Diminta Waspada

CSTO hingga Rusia telah mengirimkan pasukan perdamaian dan pasukan terjun payung negara itu untuk membantu penanganan konflik Kazakhstan, Kamis (6/1/2022). Jumlahnya mencapai sekitar 2.500 tentara.

Namun, kemunculan pasukan Rusia ini menuai protes dari para pendemo.

"Kami tidak mendukung keberadaan militer asing di negara kami," kata salah satu warga Kazakhstan, Sabyr.

"Protes ini dilakukan untuk melawan tirani, tirani dari kediktatoran yang tak berubah selama lebih dari 30 tahun. Masyarakat Kazakhstan berusaha mendapatkan kebebasan mereka," tegas Sabyr.

Demonstrasi di Kazakhstan yang awalnya hanya memprotes kenaikan LPG, kemudian meluas karena berbagai faktor. Massa tak puas dan marah karena pemerintah dinilai otoriter, korupsi yang merajalela dan membuat kekayaan terpusat di kalangan elite politik, kesenjangan sosial dan ekonomi, serta kurangnya implementasi nyata demokrasi.

Kerusuhan di Kazakhstan bermula dari aksi protes yang digelar di kota kecil Kazakhstan pada Minggu (2/1/2022).

Aksi meluas higga ke ibu kota Almaty. Massa meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan menyerang kendaraan. 

Sebelum menuai protes dari warga, harga LPG di Kazakhstan sekitar 120 tenge atau sekitar Rp3.900 per liter. Pemerintah kemudian menurunkan menjadi 50 tenge atau sekitar Rp1.600, mengutip CNNIndonesiacom.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])