Nusantaratv.com - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai Korlantas Polri perlu memikirkan kebijakan alternatif selain sistem satu arah (one way) untuk menghadapi libur Lebaran di masa mendatang.
Menurut Djoko, kebijakan one way cenderung memberikan kemudahan bagi kendaraan pribadi, yang menyebabkan masyarakat lebih memilih mudik menggunakan kendaraan pribadi.
Hal ini, kata Djoko, dapat berdampak pada peningkatan konsumsi BBM domestik.
"Ini kebijakan yang sesaat saja. Kita seharusnya berpikir 5 tahun ke depan. Jangan seperti ini lagi," kata Djoko di Jakarta, Senin (7/4/2025), dikutip dari Antara.
Djoko menekankan, Korlantas bersama dengan kementerian dan lembaga terkait, perlu merumuskan kebijakan yang menyeluruh dan melibatkan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meningkatkan layanan angkutan umum bagi pemudik.
Dia juga berpendapat pemerintah seharusnya bisa menambah kapasitas kereta api pada musim mudik tahun-tahun mendatang.
"Kereta-kereta api kita belum maksimal. Tambah jamnya, frekuensinya ditambah. Masih memungkinkan untuk rangkaian keretanya ditambah," imbuhnya.
Djoko lebih lanjut menyoroti masalah pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua dan melebihi kapasitas, seperti empat orang dalam satu sepeda motor, yang diperkirakan terjadi pada mudik Lebaran 2025.
Dia juga mengingatkan Korlantas untuk memperkuat aturan keselamatan bagi pengendara sepeda motor agar tercipta keamanan di jalan.
"Misalnya, mulai sekarang diberi tahu, tahun depan mudik motor tidak boleh lebih dari dua orang. Itu yang paling sederhana sehingga mereka nanti tidak ada alasan lagi membawa anak lebih dari dua," katanya.
Pada masa angkutan Lebaran 2025, Korlantas Polri menerapkan rekayasa lalu lintas dengan sistem one way dan contraflow (lawan arus) untuk mengatur arus mudik dan balik.
Pada masa arus balik, Korlantas bersama kementerian/lembaga terkait menerapkan sistem one way nasional mulai Gerbang Tol Kalikangkung Semarang hingga Gerbang Tol Cikampek Utama.
Rekayasa tersebut diterapkan mulai KM 414 Tol Kalikangkung Semarang hingga KM 70 Tol Cikampek Utama. Usai KM 70, rekayasa lalu lintas berupa sistem contraflow akan diberlakukan hingga KM 46 arah Jakarta.