Korea Selatan Terjebak di Tengah Perang Teknologi AS-China, Penjualan Chip Semikonduktor Turun 50 Persen pada Januari

Nusantaratv.com - 04 Februari 2023

China menjadi pelanggan terpenting perusahaan chip semikonduktor Korea Selatan. (Gizmochina)
China menjadi pelanggan terpenting perusahaan chip semikonduktor Korea Selatan. (Gizmochina)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Korea Selatan (Korsel) menghadapi dilema geo-politik karena ditekan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan ekspor chip semikonduktornya ke China. 

China merupakan pasar chip semikonduktor terbesar di dunia dan mitra dagang terbesar Korsel. Namun karena AS meningkatkan tekanan pada perang chip, Negeri Ginseng itu kehilangan hampir 50 persen pendapatannya dari penjualan ke China. 

Dikutip dari Gizmochina, Sabtu (4/2/2023), China menjadi pelanggan terpenting perusahaan chip semikonduktor Korsel. Pada 2021, pendapatan chip semikonduktor sekitar US$50 miliar berasal dari Negeri Tirai Bambu. 

Kondisi itu menyumbang lebih dari 39 persen ekspor chip semikonduktor Korsel. Namun, di bawah pembatasan yang semakin meningkat dari AS, Korsel melaporkan kerugian total ekspor sebesar 16,6 persen secara tahunan (year on year/YoY). 

Pendapatan chip semikonduktor, yang merupakan barang yang paling banyak diekspor negara itu turun 44,5 persen. Pada 2022, meskipun total ekspor Korsel tumbuh sebesar 6,1 persen pengiriman ke China, mitra dagang utama negara tersebut, mengalami penurunan sebesar 4,4 persen. 

Harga komponen chip semikonduktor inti seperti DRAM, NAND, dan chip memori anjlok karena permintaan melemah dan simpanan menumpuk, yang sangat merusak industri. 

Perusahaan chip semikonduktor Korsel seperti Samsung dan SK Hynix akan kehilangan lebih banyak dalam perang ini, karena mereka tidak hanya menghadapi penurunan besar dalam pendapatan ekspor mereka, tetapi juga pengurangan produksi di pabrik China mereka. 

Perusahaan-perusahaan ini mengimpor berbagai bahan, teknologi, dan peralatan ke China untuk memproduksi chip semikonduktor, lebih dari 50 persen di antaranya kemudian dijual ke pelanggan China. 

Dengan sanksi ekspor chip semikonduktor yang baru diberlakukan, perusahaan Korsel ini tidak akan dapat mengimpor apa pun yang diperlukan untuk pembuatan chip semikonduktor ke China, yang akan menyebabkan penurunan produksi dan hilangnya bisnis. 

Seoul sejauh ini abstain mengambil sikap tegas dalam perang teknologi AS-China. Pertempuran chip semikonduktor yang dimulai dengan US Chips and Science Act telah menyebabkan sanksi global terhadap ekspor chip semikonduktor ke China. 

Negara-negara seperti Jepang, Belanda, Taiwan, dan lainnya, telah bergabung dengan AS dan memperluas sanksi mereka. Kini tekanan ada pada Korsel untuk mengikutinya.

Kementerian Korsel mengatakan larangan tersebut merupakan beban yang tidak dapat mereka hindari. Meskipun Korsel akan kehilangan mitra dagang terbesarnya, mungkin masih harus pergi dengan AS karena Negara Paman Sam itu memegang paten untuk beberapa teknologi utama yang digunakan oleh perusahaan Korsel. 

Korsel kini menghadapi keputusan terbesar apakah akan memilih teknologi AS atau pasar China. Namun mengingat ketegangan geopolitik dengan Korea Utara (Korut), Seoul tidak mampu kehilangan AS yang merupakan sekutu militer utamanya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])