Kesiapan Infrastruktur, Etalase Indonesia Sebagai Tuan Rumah KTT G20

Nusantaratv.com - 08 November 2022

Penataan lanskap bundaran jalan dalam rangka mendukung KTT G20 di Bali oleh Kementerian PUPR. ANTARA/HO-Kementerian PUPR
Penataan lanskap bundaran jalan dalam rangka mendukung KTT G20 di Bali oleh Kementerian PUPR. ANTARA/HO-Kementerian PUPR

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Puncak perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan segera berlangsung di Bali, pada 15-16 November 2022. Sebagai Presidensi G20 untuk pertama kalinya, sejak serah terima dari Italia pada KTT Roma 30-31 Oktober 2021, tuan rumah Indonesia telah menyiapkan banyak hal.

Indonesia tercatat sebagai negara kelima yang menjadi tuan rumah KTT G20 di Asia setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Hal ini tidak terlepas dari peringkat 10 Indonesia dalam daftar paritas daya beli (purchasing power parity) di antara anggota G20 dan diakui sebagai kekuatan pasar baru (new established emerging market) dengan PDB di atas 1 triliun dolar AS.

Tentunya, sebagai salah satu representasi negara berkembang, posisi Indonesia menjadi strategis untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang dan tertinggal dalam forum G20.

KTT G20 tahun 2022 digelar di Bali dengan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Tema ini diangkat dengan mempertimbangkan kondisi global yang masih tertekan sebagai dampak pandemi COVID-19 sehingga membutuhkan upaya global dan inklusif untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat.

KTT G20 tahun 2022 ini diselenggarakan secara langsung dan menjadi semacam transisi di mana dua tahun sebelumnya diselenggarakan virtual baik ketika dituan-rumahi Arab Saudi maupun Italia. Dengan momentum ini, manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia setidaknya bisa dilihat dari berbagai dimensi baik politik global, ekonomi, maupun sektor pariwisata.

Dilihat dari dimensi politik global, Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah sebuah keniscayaan untuk membuktikan level leadership Indonesia dengan memberikan hospitality dan perlakuan setara di antara anggota G20. Pariwisata dapat menjadi big opportunity jika dimanfaatkan secara optimal selama agenda G20 berlangsung.

Agenda dan pertemuan G20 dihadiri delegasi berbagai negara G20 seperti pada Working Groups Meetings yang membahas isu prioritas sektor, Deputies and Sherpa Meetings yang menjadi bagian Finance Track dan Sherpa Track, dan Ministerial Meetings sesuai sektor pembahasan serta KTT/Leaders’ Summit sebagai puncak pertemuan G20.

Belum lagi side events G20 yang digelar di berbagai kota dapat menjadi ajang untuk mempromosikan budaya, investasi, dan pariwisata. Setidaknya terdapat 121 side events di 20 kota termasuk lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yaitu Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang-Minahasa yang menjadi opsi destinasi sehingga potensial untuk mengoptimalkan kunjungan wisata.

Kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah untuk menyambut puncak acara KTT G20 disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernyataan persnya usai meninjau Rehabilitasi dan Konservasi Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai, di Denpasar Bali, Selasa (8/11/2022). Penataan Mangrove Tahura telah selesai 100 persen dan siap menjadi venue showcase konservasi mangrove untuk tamu-tamu negara KTT G20.

Presiden Jokowi mengatakan secara keseluruhan persiapan infrastruktur pendukung KTT G20 di Bali sudah siap. Khusus kawasan konservasi Mangrove Tahura juga sudah tertata dengan baik sebagai komitmen Indonesia dalam menangani dampak perubahan iklim. “Sekarang sudah H-7, saya sudah cek dari pagi sampai titik-titik yang paling kecil. Saya ingin mengatakan kita sudah siap menerima tamu-tamu G20,” kata Presiden.

Selain kawasan konservasi Mangrove Tahura, Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Kementerian PUPR untuk membenahi sejumlah infrastruktur di Bali. Dengan kesempatan menjadi tuan rumah sebuah pertemuan tingkat tinggi dunia adalah salah satu cara mempromosikan Indonesia.

Dari kegiatan itu mata dunia tertuju ke sini. Untuk itu, sudah sepatutnya Indonesia membenahi sejumlah infrastruktur sebagai etalase bangsa ini sehingga menunjukkan bahwa Indonesia layak diperhitungkan di percaturan dunia.

Kesiapan infrastruktur sebagai etalase Indonesia dimulai dengan pembenahan terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai yang mempermudah akses tamu KTT G20 setibanya di Indonesia. Pembangunan terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dilakukan di atas lahan PT Angkasa Pura I seluas 5.670 meter persegi.

Bangunan terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai memiliki luas 1.713 meter persegi dan dirancang lebih luas dibanding bangunan yang ada selama ini. Dengan konsep desain yang memadukan arsitektur kolonial dan ornamen kearifan lokal Bali. Konsep ini dipadukan dengan kerajinan khas Bali yang menghiasi bagian interior bangunan, seperti lukisan kamasan dan ukiran astalla padma bhuana pada bagian plafond utama, ukiran Bali utara dan Singa Ambara Raja pada pintu masuk utara (Gumendung).

Selain ruang pertemuan yang berkapasitas sekitar 40 orang, terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai juga dilengkapi dengan president suite, ruang rapat terbatas, dan ruang press conference bagi para kepala negara yang akan menyampaikan informasi kepada publik.

Pekerjaan lain yang juga telah selesai adalah rehabilitasi Waduk Muara (Estuary Dam) dengan luas sekitar 35 hektare. Selain dalam rangka persiapan KTT G20 di Bali, rehabilitasi waduk juga dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi utama sebagai sumber penyedia air baku, khususnya di kawasan pariwisata utama di Bali, seperti Kuta, Benoa, Nusa Dua dan sekitar Bandara I Ngurah Rai.

Rehabilitasi Waduk Muara diharapkan dapat meningkatkan suplai air baku untuk PDAM Kabupaten Badung sebesar 500 liter/detik atau meningkat 200 liter/detik dari pasokan sebelumnya 300 liter/detik untuk mendukung kawasan pariwisata di Kuta, Benoa, hingga Nusa Dua.

Selanjutnya di bidang Sumber Daya Air Kementerian PUPR juga melakukan pembangunan Embung Sanur dengan kapasitas tampung sebesar 34.500 meter kubik. Fungsi utamanya adalah sebagai daerah konservasi air dan pengendali banjir.

Untuk meningkatkan konektivitas di Bali sebagai tuan rumah KTT G20, Kementerian PUPR juga melakukan pekerjaan peningkatan dan pembangunan jalan baru. Dukungan infrastruktur jalan dan jembatan di Bali meliputi preservasi ruas Simpang Pesanggaran hingga Nusa Dua, preservasi Jalan Jimbaran–Uluwatu, dan penataan lansekap bundaran, pedestrian, dan median jalan mulai dari ruas Jalan Bandara Ngurah Rai hingga ke venue pelaksanaan G20, termasuk penataan akses jalan dan kawasan parkir Garuda Wisnu Kencana (GWK) serta peningkatan kualitas jalan akses Tampak Siring.

Dukungan infrastruktur konektivitas lainnya adalah peningkatan jalan Sp. Siligita – Kempinski dan showcase mangrove sepanjang 6,5 km. Selanjutnya penataan Jalan Tol Bali-Mandara oleh PT Jasa Marga. Untuk meningkatkan kualitas dan estetika, seluruh pekerjaan preservasi jalan dan jembatan disertai dengan “beautifikasi” dan penghijauan yang masif sehingga lebih ramah lingkungan.

Diharapkan Provinsi Bali yang ditunjuk sebagai pusat lokasi penyelenggaraan KTT G20 akan siap sebagai tuan rumah sekaligus sejalan dengan tema utama recover together, recover stronger.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga berbenah melakukan penataan Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) seluas 4.000 m2. Lingkup pekerjaan dalam Penataan Kawasan GWK meliputi penataan area Tirta Amertha, penataan entrance gate 3, pelandaian ramp Taman Festival, parkir VVIP, akses baru jalan Indraloka, jalan Lingkar Timur, jalan Lingkar Barat, serta jalan akses menuju Parkir A GWK.

Selain untuk mempermudah aksesibilitas pengunjung dan tamu Presidensi G20 dari area Tirta Amertha menuju area Taman Festival, penataan kawasan GWK juga akan mendukung pengembangan destinasi pariwisata yang berstandar internasional dan berwawasan budaya di Bali.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif nantinya juga akan menyiapkan atraksi pariwisata khusus bagi para pimpinan negara dan delegasi yang hadir pada KTT G20.

Tidak hanya di Bali, penyiapan infrastruktur untuk menyambut KTT G20 juga dilakukan di Ibu Kota Jakarta yakni di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII merupakan kawasan taman wisata yang merangkum ragam budaya bangsa Indonesia dan kebhinekaan yang sejak dibangun pada tahun 1975 belum pernah dilakukan renovasi. Penataan kawasan TMII dilakukan Kementerian PUPR secara besar-besaran dengan mengadopsi konsep destinasi wisata rakyat yang mengedepankan suasana lebih alami dan hijau.

Penataan kawasan TMII terbagi dalam 3 zona, yakni zona 1 dengan tema “Indonesia Klasik Elegan dan Geometri”; Zona 2 dengan tema “Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya Sulur”; dan Zona 3 bertema “Indonesia Kini Modern”. Pemerintah berharap TMII dapat menjadi pusat kegiatan sosial budaya, termasuk rekreasi warga Jakarta dan sekitarnya, seperti layaknya GBK.

Dengan persiapan yang matang dan serempak di berbagai aspek, Indonesia optimistis penyelenggaraan KTT G20 bulan ini akan berjalan lancar, tidak hanya dari sisi kegiatan tetapi juga agenda Indonesia untuk memimpin perubahan dan mendorong kebangkitan bangsa-bangsa di dunia setelah pandemi COVID-19.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])