Gara-gara Foya-foya Dana PKH, Kepala Dusun di Batang Gantung Diri

Nusantaratv.com - 15 September 2021

Ilustrasi gantung diri/ist
Ilustrasi gantung diri/ist

Penulis: Ramses Manurung | Editor: Ramses Manurung

Batang, Nusantaratv.com-Seorang kepala dusun (kadus) di Kecamatan Blado, Batang, Jawa Tengah ditemukan tewas gantung diri di sebuah rumah kosong, Selasa (14/9/2021). 

Jasad sang kadus ditemukan oleh warga dalam kondisi sudah meninggal dunia akibat gantung diri. Sang kadus berinisial S juga meninggalkan wasiat soal penggunaan uang program keluarga harapan (PKH) yang sudah dia gunakan foya-foya.

Surat wasiat itu dia tulis di buku pribadinya yang ditemukan warga di sebelah rumah kosong yang menjadi lokasi korban gantung diri.

"DUIT WIS TAK BAGI DI WADON2. (Uang sudah saya bagikan ke para wanita). NJALUK NGAPURO KARO ANAK BOJO. (Minta maaf pada istri dan anak (saya)). NEK MASALAH UTANG URUSANE NYONG KABEH. ANAK BOJO ORA URUSANE. TAPI NEK DUIT PKH SE WONG GERLANG ENTEK NANG PL PL KARO PSK-LSM. (Kalau masalah utang itu urusannya saya semua. Anak-istri tidak ada sangkut pautnya. Tapi kalau uang PKH milik orang (desa) Gerlang, sudah habis di PL (pemandu lagu) dan PSK dan LSM)," demikian bunyi salah satu wasiat S seperti dikutip dari detik, Rabu (15/9/2021). 

Kapolsek Blado, AKP Budi Prayitno, mengaku telah mendatangi lokasi kejadian bersama tim Puskesmas Blado dan tim Inafis dari Polres Batang. Jenazah korban ditemukan dalam posisi tergantung.

"Kita ke lokasi, korban sudah meninggal dunia tergantung di dalam rumah kosong. Terus melakukan olah TKP dan memeriksa kondisi yang bersangkutan," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban meninggal dunia akibat gantung diri. Polisi juga tidak menemukan tanda kekerasan di tubuh korban.

Sementara itu, kepala desa setempat, mengaku tidak tahu menahu soal masalah perangkat desanya itu. 

"Nggak tahu masalahnya. nggak pernah cerita, saya sempat tanya ke almarhum sebelumnya, hanya dijawab, 'nggak usahlah bu, ini masalah saya sendiri'. Orangnya sregrep (rajin) sih, disuruh apa-apa mau," ujar Sri.

"Mungkin karena pusing atau gimana. Ya itu, dia di luar sebagai perangkat desa, bertugas lain untuk bagi-bagi sembako orang. Dia kelola e-warung, banyak desa. Beberapa kecamatan. Dia itu suplaier," tambahnya.

Baca juga: KPK: Ada Pejabat Lapor Harta Minus Rp1,7 T

Saat disinggung soal adanya surat wasiat terkait utang di PKH, Sri membenarkan, 
"Ya, itu wasiat dari almarhum," tandasnya.

Sementara itu, salah seorang teman korban, E (55) menyebut almarhum dikenal sebagai sosok yang tertutup. Meski sudah mengenal sejak kecil, temannya itu jarang berbagi masalah dengannya.

"Orangnya tidak terlalu terbuka. Kemungkinan panik ya, stres, tertekan, yang saya tahu soal PKH. Iya dia pegang PKH semacem itu, yang dapat sembako dan uang. Ada yang untuk lansia, anak sekolah, balita, ibu hamil dan lain-lain. Saya terakhir ketemu Sabtu," kata Eri.

Kadus Gerlang Agus Riawan membenarkan pengakuan almarhum soal penggunaan uang PKH ini. Jumlahnya sekitar Rp150 juta. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])