Bumi Terperangkap di Terowongan Magnet Raksasa, Bikin Bingung Astronom

Nusantaratv.com - 23 Oktober 2021

Bumi terperangkap di terowongan magnet raksasa. (LiveScience)
Bumi terperangkap di terowongan magnet raksasa. (LiveScience)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Bumi dan tata surya lain serta beberapa bintang di dekatnya terperangkap di dalam sebuah terowongan magnet raksasa. Para astronom dibuat bingung dengan fenomena ini.

Dilansir dari LiveScience, Sabtu (23/10/2021), sebuah tabung sulur magnet besar sepanjang 1.000 tahun cahaya, yang tidak terlihat dengan mata telanjang, diketahui sedang mengelilingi tata surya, tulis para astronom dalam sebuah makalah terbaru.

Jennifer West, seorang astronom di Dunlap Institute for Astronomy and Astrophysics di University of Toronto, membuat makalah tersebut setelah penyelidikan bersama  teman-temannya terhadap North Polar Spur dan Fan Region.

Keduanya merupakan struktur gas pemancar radio paling terang di lingkungan galaksi manusia. Terungkap bahwa dua struktur mungkin dihubungkan meskipun keduanya berada di sisi langit yang berbeda.

"Jika kita melihat ke langit, kita akan melihat struktur seperti terowongan ini di hampir setiap arah yang kita lihat, yakni jika kita memiliki mata yang bisa melihat cahaya radio," kata West dalam pernyataannya.

Sulur melengkung, yang terbuat dari partikel bermuatan dan medan magnet, dan menyerupai tali panjang dan tipis, menonjol keluar dari North Polar Spur dan Fan Region. Tidak hanya tali kosmik aneh yang terlihat menghubungkan dua wilayah itu. 

Menurut para peneliti, juga terlihat sesuatu mirip 'terowongan melengkung' di mana sulurnya seperti 'garis yang dibentuk oleh lampu terowongan dan penanda jalur jalan. Para peneliti mengklaim, fenomena ini akan menempatkan tata surya bersama dengan sepotong kecil Bima Sakti di dalam terowongan magnet raksasa itu. 

Spur Kutub Utara, yang tampak sebagai awan kuning besar yang membentang di atas bidang galaksi, adalah puncak gas raksasa yang memancarkan sinar-X dan gelombang radio. Wilayah  Kipas kurang dipahami, tetapi menghasilkan banyak gelombang radio terpolarisasi.

Meskipun wilayah luar angkasa yang tidak biasa ini ditemukan pada dekade 1960-an, pemahaman ilmiah tentang penampakkan itu tetap tidak merata, dan sebagian besar penelitian sebelumnya menggambarkan setiap struktur secara terpisah.

Tetapi, dengan memasukkan data dari pengamatan gelombang radio ke dalam model komputer baru, West dan rekan-rekannya memetakan kemungkinan panjang dan posisi tali raksasa. Model tersebut memperkirakan panjang tali itu kira-kira 1.000 tahun cahaya, dan kemungkinan besar strukturnya berjarak sekitar 350 tahun cahaya dari tata surya.

West mengatakan, inspirasi modelnya datang ketika dia masih mahasiswa, ketika melihat sulur-sulur pada pemeriksaan pertama peta langit radio. Bertahun-tahun kemudian, dia diberitahu tentang makalah pada 1965 yang berspekulasi tentang keberadaan suatu sinyal radio yang aneh. 

"Berdasarkan data mentah yang tersedia saat ini, penulis (Mathewson & Milne) berspekulasi sinyal radio terpolarisasi ini dapat muncul dari pandangan kami tentang Lengan Lokal galaksi," kata West.

"Makalah itu mengilhami saya untuk mengembangkan ide ini dan mengaitkan model saya dengan data yang jauh lebih baik yang diberikan teleskop kami hari ini. Bukan hanya di bagian alam semesta kita saja filamen kosmik ini terlihat. Faktanya, mereka ada di mana-mana di seluruh galaksi dan dapat memancarkan berbagai jenis cahaya," lanjutnya.

Para peneliti mencatat dalam studi mereka jika struktur filamen telah terlihat memancarkan cahaya optik di dekat sisa-sisa ledakan bintang raksasa, atau supernova; di awan molekuler; dan di dinding 'cerobong galaksi', rongga besar yang diciptakan oleh beberapa ledakan supernova, di mana gas panas dari cakram galaksi mengalir ke halo galaksi.

Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan filamen spiral gas molekuler bisa menjadi 'tulang' yang membentuk 'kerangka' Bima Sakti. Langkah selanjutnya para ilmuwan adalah mengkonfirmasi temuan mereka dengan mengambil pengamatan rinci dari daerah yang mereka simulasikan, dan kemudian menggunakan pengamatan tersebut, untuk memperbaiki model mereka. 

West berharap, dengan memperdalam model, dapat meningkatkan kemampuan astronom untuk memahami filamen magnet lain yang terlihat di sekitar galaksi. Kemungkinan menarik lainnya, tali magnet yang tidak terlihat, bisa menjadi bagian kecil dari struktur galaksi yang jauh lebih besar. 

"Medan magnet tidak ada dalam isolasi. Mereka semua harus terhubung satu sama lain. Jadi, langkah selanjutnya adalah untuk lebih memahami bagaimana medan magnet lokal ini terhubung, baik dengan medan magnet galaksi skala besar, dan juga dengan medan magnet skala kecil matahari dan Bumi kita," terang West.

"Saya pikir itu luar biasa untuk membayangkan struktur ini ada di mana-mana, setiap kali kita melihat ke langit malam," tambahnya.

Para peneliti menerbitkan temuan mereka pada 29 September di server pracetak arXiv, yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])