BMW Batasi Jarak Tempuh Mobil Listrik, Tak Lebih dari 1.000 Km

Nusantaratv.com - 19 September 2022

Ilustrasi. BMW bakal membatasi jarak tempuh mobil listrik. (Reuters)
Ilustrasi. BMW bakal membatasi jarak tempuh mobil listrik. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Jarak tempuh menjadi faktor utama dalam memproduksi mobil listrik. Semakin jauh jarak tempuh kendaraan tersebut, menjadi pertanda keandalan mobil itu di mata konsumen.

Namun, lain halnya dengan BMW. Perusahaan otomotif asal Jerman itu bakal membatasi jarak jempuh kendaraan listrik besutannya.

"Baterai Gen6 akan memberi kami jangkauan 30 persen atau lebih dari Gen5 kami saat ini. Tapi kami tidak akan menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer (621 mil), meski kami bisa. Kami tidak berpikir jika jarak jauh seperti itu diperlukan," kata Kepala Efficient Dynamics BMW Thomas Albrecht dalam wawancara dengan Autocar, seperti dikutip dari Carbuzz, Senin (19/9/2022).

Dia menambahkan BMW tak memerlukan jarak tempuh yang terlalu jauh, terlebih saat waktu pengisian daya mobil listrik semakin meningkat.

Faktanya, baterai Gen6 dapat mengisi daya listrik hingga 30 persen lebih cepat pada pengisi daya cepat DC. Hal itu menjadikan mobil dapat melakukan pengisian super cepat sekitar 270 kilowatt, seperti yang saat ini terdapat pada Porsche Taycan EV.

Selain itu, baterai baru ini akan memiliki berat 10-20 persen lebih ringan dibandingkan baterai Gen5, yang saat ini memiliki berat sekitar 299 kg untuk paket tingkat menengah. 

Seiring dengan bentuk baru, baterai sel silinder yang memiliki diameter 46 mm dan tinggi 95 hingga 120 mm juga menggunakan bahan kimia unik dengan lebih banyak nikel dan lebih sedikit kobalt.

Baterai tersebut akan dipasok perusahaan China CATL yang akan tiba dalam desain paket baterai baru lebih tipis dan fleksibel. Paket baterai pada dasarnya akan menjadi elemen struktural dalam platform baru. 

Kepala Pengembangan Sel Baterai BMW Marie-Therese von Srbik mengatakan, baterai generasi berikutnya akan jauh lebih fleksibel dalam mengintegrasikan sel. Seluruh kendaraan listrik juga menjadi lebih adaptif. 

Sedangkan berapa lama sel baterai baru akan bertahan, para ahli BMW tidak akan memberikan angka secara pasti, namun Albrecht mencatat jika peraturan yang akan datang bakal lebih menjamin masa pakai baterai. 

Di Amerika Serikat (AS), baterai akan diminta untuk menawarkan kinerja 80 persen setelah 10 tahun, dan BMW sudah memiliki performa lebih baik dari itu. BMW berharap pengembangan baterai bahkan akan menghasilkan penurunan 50 persen dalam biaya produksi.

Sebab, dari total biaya kendaraan listrik buatan mereka, saat ini baterai memiliki persentase terbesar, yakni 40 persen. BMW juga berupaya membuat baterai lebih dapat didaur ulang.

"Kami masih membidik siklus hidup logam di baterai kami. Kami bahkan berhasil mencapai loop tertutup pertama dengan salah satu pabrikan kami di China. Tetapi kami ingin mencapai titik di mana sebagian besar bahan baku baterai kami dapat berasal dari sumber daur ulang," ujar Marie-Therese von Srbik. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])