Biadab! Perempuan Ethiopia Diperkosa Tentara Pemberontak di Depan Anak-anaknya 

Nusantaratv.com - 11 November 2021

Ribuan perempuan di Ethiopia menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan tentara pemberontak Tigray/ist
Ribuan perempuan di Ethiopia menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan tentara pemberontak Tigray/ist

Penulis: Ramses Manurung

Amhara, Nusantaratv.com-Ribuan perempuan di Ethiopia menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan tentara pemberontak Tigray. Mereka dianiaya dan diperkosa di depan anak-anaknya. 

Fakta miris itu terungkap dari laporan Amnesty Insternasional pasca serangan terbaru tentara pemberontak Tigray di wilayah Amhara utara Ethiopia, Rabu (10/11/2021).

Para korban bahkan tidak bisa mendapatkan bantuan medis setelah serangan itu. 

Dalam laporannya Amnesty Internasional memuat tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengganggu dan telah dilakukan selama konflik yang berjalan setahun di Ethipoia. Ini merupakan laporan lanjutan dari Amnesty yang mendokumentasikan pemerkosaan ribuan perempuan dan anak perempuan oleh pasukan Etiopia dan Eritrea di wilayah Tigray.

Peneliti Amnesty Internasional Fisseha Tekle mengatakan laporan dibuat berdasarkan hasil wawancara dengan 16 penyintas kekerasan seksual dan otoritas lokal di kota Nifas Mewcha. Laporan tersebut berfokus pada pelanggaran yang terjadi setelah pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) memasuki Amhara pada bulan Agustus. Para perempuan yang menjadi sasaran TPLF di Amhara sebagian besar berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan buruh kasar.

Baca juga: Ethiopia Dituding Angkut Senjata Pakai Pesawat Komersial

Dijelaskan, mayoritas perempuan menderita masalah kesehatan akibat serangan tersebut. Para korban pemerkosaan tidak bisa mendapatkan bantuan medis yang mereka butuhkan karena pasukan Tigray menjarah rumah sakit setempat. 

"Kesaksian yang kami dengar dari para penyintas yang menggambarkan tindakan tercela oleh para pejuang TPLF yang merupakan kejahatan perang, dan berpotensi kejahatan terhadap kemanusiaan," kata sekretaris jenderal Amnesty Agnes Callamard. 

Konflik bersenjata antara pasukan pemerintah Ethiopia dengan tentara pemberontak Tigray yang terjadi sejak awal November 2020 adalah konflik perebutan kekuasaan atas wilayah. Konflik telah menelan ribuan korban dan menyebabkan lebih dari 400.000 orang menderita kelaparan. 

Setelah berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Tigray utara pada Juni 2021 lalu, pasukan pemberontak memperluas perang ke wilayah Amhara. 

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan semua pihak telah melakukan pelanggaran dalam perang.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])